Milenianews.com, Bogor– Salah seorang dosen IPB University dari Departemen Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Elis Khatizah, SSi, MSi menjalani Idul Adha tahun ini di Kota Seoul, Korea Selatan. Ia menceritakan perayaan hari-hari besar Islam di Kota Seoul.
“Saat masih tinggal di pemukiman dekat kampus, lebaran di sini sama saja seperti hari-hari normal, suasana lebarannya tidak terasa. Tetapi setelah pindah dan tinggal di dekat Masjid Besar Seoul, vibes saat lebaran dan puasa lebih terasa karena relatif banyak penduduk sekitar masjid yang merupakan foreigner Muslim,” kisahnya dalam rilis yang diterima Milenianews.com.
Elis melaksanakan salat Id di Masjid Besar Seoul atau yang sering disebut dengan Masjid Itaewon. Ia menceritakan, saat lebaran di Masjid Besar Seoul memang tidak ada acara makan-makan layaknya di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI), tapi di area sekitar masjid terdapat beberapa restoran Timur Tengah yang menyajikan kudapan manis atau kopi gratis sehingga bisa dinikmati oleh jamaah selesai salat Id.
Uniknya, sekolah dasar Korea yang lokasinya tidak jauh dari masjid, menawarkan kepada siswanya yang muslim untuk mendaftar aktivitas belajar di luar sekolah saat Idul Fitri dan Idul Adha.
“Jadi ketika lebaran siswanya bukan terhitung izin tidak masuk, tapi terhitung izin belajar di luar sekolah. Hanya saja ada semacam pendaftaran dulu bagi siswa yang ingin izin, dan menyerahkan laporan tertulis saat masuk kembali ke sekolah,” tutur Elis.
Momen berkesan baginya adalah bisa menjumpai orang-orang Muslim dari berbagai negara saat melaksanakan salat Id di Masjid Besar Seoul.
“Tidak harus umrah dulu untuk melihat beragam ras umat Muslim dari mancanegara, di sini pun saya bisa melihat ciptaan Allah yang benar-benar beragam, tapi kita sama-sama Muslim,” ucapnya.
Di Korea Selatan, kegiatan yang melibatkan banyak massa adalah hal yang menyita perhatian aparat. Saat salat Id pun ada polisi yang berjaga untuk mengatur keamanan dan lalu lintas.
“Hal tersebut bukanlah untuk menakut-nakuti, tapi sebagai bentuk kepedulian mereka berupa penjagaan kepada kita,” kata Elis.
Lebaran di Austria
Cerita lain dirasakan oleh Lukmanul Hakim Zaini, SHut, MSc, dosen IPB University di Departemen Teknologi Hasil Hutan (THH), Fakultas Kehutanan dan Lingkungan (Fahutan) yang saat ini tengah menjalani tugas belajar di Wina, Austria.
Sejak tahun 2021, ia mengaku selalu merayakan hari besar Islam, termasuk Idul Adha di KBRI. Di Wina terdapat komunitas Muslim Indonesia bernama Warga Pengajian Austria (Wapena). Pada tahun 2023, komunitas ini telah memiliki masjid sendiri, yakni Masjid As Salam Wapena sebagai pusat ibadah dan kegiatan keislaman lainnya.
“Jika ada acara pekanan atau saat Ramadhan, banyak kegiatan yang dilakukan di masjid tersebut. Tapi untuk salat Id, kami melaksanakan di KBRI,” ungkap Lukman yang pada tahun 2022 menjabat sebagai ketua Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Austria.
Berbeda dengan lebaran di Indonesia, Iduladha di Austria tidak terasa begitu meriah. Namun menurut Lukman, suasana Idul Adha dapat kembali terasa saat bertemu sesama warga Indonesia di KBRI.
Salah satu hal yang berkesan baginya adalah, “Kalau sehari-hari kami jarang mendengar dzikir dan takbir di Austria, saat Idul Adha di KBRI, hal-hal tersebut dapat terdengar kembali.”
Baca Juga : IPB University Jalin Kerja Sama dengan Oxford University tentang Pengelolaan Hiu dan Pari
Perbedaan lainnya, pemotongan hewan qurban di Austria harus dilakukan di rumah potong hewan (RPH). Masyarakat Muslim di Austria dapat mengumpulkan uangnya ke masjid-masjid, kemudian pihak masjid akan melakukan pemotongan di tempat potong yang sudah terstandardisasi di Austria.
“Tapi khusus Masjid As Salam Wapena, pihak masjid hanya mengumpulkan dana saja, nanti akan dikirim ke Indonesia untuk dilaksanakan qurban di Indonesia,” papar Lukman.
Beruntungnya, Idul Adha tahun ini di Austria bertepatan dengan hari Minggu. Sehingga, setelah melaksanakan salat Id, muslim Indonesia bisa berkumpul dan silaturahmi di KBRI.
“Alhamdulillah, bisa menikmati Idul Adha setelah salat Id karena bertepatan di hari Minggu. Warga muslim Indonesia pun bisa bersilaturahmi dan makan ketupat untuk merayakan lebaran di Austria,” pungkasnya.