Puisi  

Cukuplah Menjadi Selintas Rindu

Oleh Hadi Suroso

Sayup terdengar senandung di kejauhan. Alunan itu mengusik hati ini yang telah lama beku oleh derai kesedihan. Aku melangut diam di penghujung malam. Merangkai kembali serpihan bayangmu di lorong waktu. Denyut kurasa mendesir ke sekujur nadiku. Rupanya rindu ini kembali menyelinap menghampiriku.

Tak mudah bagiku kembali berdiri setelah kepergianmu. Kureguk pedih sendiri dalam keterpurukan. Hampa menyayat warnai hari-hariku. Aku terkulai nyaris kehilangan keseimbangan diri. Merutuk takdir yang tidak berpihak padaku. Mencaci, memaki pada apa yang tengah terjadi.

Sejenak ku hela nafas mendamaikan diri. Coba ku urai kembali setiap detik kebersamaan kita. Untuk detil laku, kata, atau cengkerama yang pernah ada. Adakah yang tak sejalan hingga kita menjadi terberai. Ku telaah penuh hati-hati dan seksama, namun tak ku temukan satupun alasan hingga kisah kita mesti berakhir.

Mungkin aku yang terlalu merekatkanmu di hati. Atau, mungkin aku yang terlalu yakin kamulah hadiah terakhir yang semesta beri. Hingga aku lupa bahwa esok selalu berbalut selubung misteri yang tak pasti.

Benar saja…semula apa yang tak berani kubayangkan, justru itu yang menjadi kenyataan. Ketakutanku akan kehilanganmu menjadi prahara nyata yang akhirnya terjadi.

Aku hancur, aku tercabik, aku terberai , jiwaku kosong, hatiku nelangsa dirundung nestapa. Sungguh aku menelan pahit yang teramat sangat dengan kehilanganmu

Kamu yang telah menjadi separuh jiwaku pergi dan tak akan pernah kembali.

Betapa aku jatuh dan jatuh lagi untuk bisa bangkit. Betapa sulitnya aku mengobati luka untuk jadi sembuh. Bukan aku tak merelakan, namun aku tak juga sanggup menghapus namamu dari bilik hatiku. Meski kini semua telah bisa ku ikhlaskan, nyatanya sayup suara itu  mengusik lagi rinduku, rindu semua tentangmu yang dulu pernah menjadi alasan bahagiaku.

Kini, biarlah semua tentangmu menjadi selintas rindu yang tak perlu kudamba untuk  terulang. Sebab jika itu terjadi, aku tak sanggup lagi membayangkan bagaimana ku harus menahan sakit dari luka untuk yang kedua kali.

 

Bogor, 14042025

Hd’s

Profil Penulis:

Hadi Suroso. Biasa dipanggil Mr/Mas Bob. Aktivitas keseharian, mengajar Math Cambridge di sekolah Bosowa Bina Insani Bogor, guru Bimbel dan juga guru privat SD sampai SMA untuk persiapan masuk PTN. Mulai menyukai menulis sejak satu tahun terakhir, khususnya Puisi dan Refleksi kehidupan sebagai percikan hikmah. Menulis bisa kapan saja, biasanya saat muncul gagasan dan keinginan untuk menuangkannya dalam bentuk tulisan. Menulis merupakan bagian dari  mengasah jiwa dan menggali hikmah.

Tonton podcast Milenianews yang menghadirkan bintang tamu beragam dari Sobat Milenia dengan cerita yang menghibur, inspiratif serta gaul hanya di youtube Milenianews.com.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *