Orasi Ilmiah Wisuda Untirta, Prof. Rokhmin  Ungkap  Kelompok Iptek dan Profil Alumni yang Dibutuhkan di Abad Ke-21

Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan – IPB University,  Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, MS memberikan orasi ilmiah pada Wisuda Gelombang III Tahun 2024 Universitas Sultan Ageng Tirtayasa   (Untirta)  di Auditorium Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Banten, Ahad (30/6/2024). (Foto: Dok RD Institute)

Milenianews.com, Banten–Universitas Sultan Ageng Tirtayasa   (Untirta) menggelar Wisuda Gelombang III Tahun 2024 di Auditorium Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Banten, Ahad (30/6/2024). Acara wisuda itu diisi  orasi ilmiah oleh Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan – IPB University,  Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, MS.

Ia membawakan orasi ilmiah berjudul “Mempersiapkan Wisudawan untuk Hidup Sukses dan bahagia Dalam Menghadapi Kompleksitas Tantangan Nasional an Global”. Salah satu hal yang ditekankan oleh Prof. Rokhmin Dahuri  adalah kelompok  Iptek dan profil lulusan perguruan tinggi yang dibutuhkan di abad ke-21.

“Ada 12 kelompok Iptek  dan keahlian yang dibutuhkan di abad-21 ini,” kata Prof. Rokhmin dalam rilis yang diterima Milenianews.com.

Pertama, berbagai jenis Iptek  dan keahlian yang terkait dengan teknologi dan manajemen untuk memproduksi semua jenis produk dan jasa untuk memenuhi lima  kebutuhan dasar manusia secara produktif, efisien, berdaya saing, inklusif (berkeadilan), ramah lingkungan dan berkelanjutan (sustainable), yakni: (1) pangan dan minuman (seperti pertanian, peternakan, perikanan, teknologi pengolahan dan pengemasan pangan, dan bioteknologi); (2) sandang (serat, tekstil dan produk tekstil); (3) perumahan (bahan bangunan dan teknik pembuatan bangunan); (4) kesehatan (seperti kedokteran, gizi, olah raga; dan (5) pendidikan.

Kedua, Iptek  dan keahlian yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan sekunder dan kebutuhan tersier manusia. Kebutuhan sekunder antar lain berupa: kelengkapan dan peralatan rumah tangga (home appliances) seperti mebeler, kitchen set, AC, dan TV; HP (telepon genggam), komputer, sepeda motor, mobil, kapal laut, dan pesawat udara.

“Adapun kebutuhan tersier antara lain mencakup: perawatan kebugaran (wellness), kecantikan, rekreasi, pariwisata, dan medsos’,” kata Prof. Rokhmin yang juga ketua umum Masyarakat Akuakultur Indonesia (MAI).

Ketiga, yang terkait dengan pembangunan infrastruktur seperti jalan, pelabuhan, bandara, air bersih, bendungan, jaringan irigasi, jaringan listrik, jaringan pipa gas, serat optic, dan kabel di bawah laut.

“Keempat, yang terkait dengan transportasi, komunikasi, dan konektivitas digital,” ungkap Prof. Rokhmin yang juga Guru Besar Kehormatan Mokpo National University, Korea Selatan.

Kelima, yang terkait dengan aspek Hankam  (Pertahahan dan Keamanan) termasuk industri pertahanan.

Keenam, yang terkait dengan eksplorasi, eksploitasi (produksi), pengolahan, transprotasi, dan distribusi berbagai jenis mineral dan bahan tambang dan galian. “Contoh mineral: nikel, bijih besi, pasir besi, bauksit, emas, tembaga, perak, mangan, dan mineral tanah jarang (rare earth),” kata Prof. Rokhmin yang juga Guru Besar Emiritus Shinhan University, Korea Selatan.

Ketujuh, yang terkait dengan eksplorasi, eksploitasi, pengolahan, transportasi, dan distribusi beragam jenis energi. Contoh energi: (1) yang tidak terbarukan (non-renewable energy) termasuk minyak, gas, dan batubara; dan (2) yang terbarukan (renewable energy) seperti energi matahari, angin, panas bumi (geothermal), air (hydropower), biofuel (energi dari bahan-bahan nabati), energi gelombang laut, energi arus laut, energi pasang surut laut, OTEC (Ocean Thermal Energy Conversion), nuklir, dan hidrogen.

Baca Juga : Hadiri Akhirussanah di  Ponpes Hidayatul Ma’arif Indramayu, Prof. Rokhmin  Dahuri Beri Motivasi kepada Para Siswa

Kedelapan, yang terkait dengan teknologi dan manajemen lingkungan supaya pembangunan ekonomi dapat berlangsung secara berkelanjutan. Ini meliputi: (1) perencanaan tata ruang wilayah (RTRW); (2) pengendalian pencemaran; (3) konservasi keanekaragam hayati (biodiversity) pada level (tingkat) genetik, spesies, dan ekosistem; dan (4) cara-cara mengubah bentang alam, mendesain, dan membangun infrastruktur serta bangunan yang sesuai dengan struktur, karakteristik, dan dinamika lingkungan alam (design and construction with nature).

“Kesembilan, yang terkait dengan mitigasi dan adaptasi terhadap Perubahan Iklim (Global Climate Change), gempa bumi, tsunami, bencana hidrometri (seperti banjir, eosi, dan longsor), badai, dan bencana alam lainnya,” papar Prof. Rokhmin yang juga ketua Dewan Pakar Masyarakat Perikanan Nusantara (MPN).

Kesepuluh, terkiait dengan beragam jenis teknologi yang lahir di era Industri 4.0 sejak awal abad-21 ini. Yakni: teknologi digital, IoT, AI, Blockchain, Cloud Computing, Robotics, semikonduktor, chips, advanced materials, Nanoteknologi, dan Bioteknologi.

“Kesebelas, yang terkait dengan manajemen pembangunan ekonomi, investasi, bisnis, dan perdagangan,” ujarnya.

Keduabelas, yang terkait dengan ilmu-ilmu dasar yang dibutuhkan sepanjang masa, termasuk untuk mendukung pengembangan kesebelas kluster Iptek di  atas. “Contohnya adalah: matematika, fisika, kimia, biologi, engineering, metalurgi, geologi, geodesi, geomorfologi, oseanografi, limnologi, klimatologi, ekonomi, psikologi, antropologi, sosiologi, hukum, dan politik,” paparnya.

Profil Alumni yang Dibutuhkan

Prof. Rokhmin menambahkan, adapun profil alumni Perguruan Tinggi yang dibutuhkan di abad-21 adalah mereka yang memiliki delapan karakter (ciri) berikut. “Pertama adalah kompeten pada bidang Iptek  dan seni (program studi) yang ditempuh selama kuliahnya,” ujarnya.

Kedua, memiliki kemampuan analisis, sintesis, kritis, kreatif, inovatif, dan problem solving (memecahkan masalah).

Ketiga, menguasai dan terampil menggunakan teknologi digital termasuk komputer, HP, dan gadget lainnya.

Keempat, memiliki soft skills seperti dapat memelihara dan memompa motivasi diri, adaptive (cepat belajar dan menyesuaikan diri dengan hal baru), agile (gesit, cekatan), bisa bekerja  sama, teamwork, disiplin, entrepreneurship, dan leadership.

Baca Juga : Prof. Rokhmin: Pendidikan bukan Hanya tentang Akumulasi Pengetahuan, tetapi juga tentang Penanaman Nilai-nilai Moral dan Spiritual

Kelima, menguasai sedikitnya satu bahasa asing seperti Inggris, Arab, atau Mandarin.

“Keenam, berakhlak mulia termasuk jujur, amanah, fathonah (cerdas dan visioner), tabligh, berempati, menyayangi sesama makhluk Tuhan YME, sabar, bersyukur, dan qanaah,” kata Menteri Kelautan dan Perikanan-RI 2001 – 2004 itu.

Dan, ketujuh adalah beriman dan taqwa kepada Tuhan YME menurut agama masing-masing. “Lebih dari itu, saling hormat dan menghormati antar pemeluk agama, dan senang hidup harmonis penuh kedamaian dengan sesama insan, tanpa memandang suku, agama, dan latar belakang primordial lainnya,” tegas Prof. Rokhmin yang juga Member of International Scientific Advisory Board of Center for Coastal and Ocean Development, University of Bremen, Germany.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *