Dampak Pandemi COVID 19 Terhadap Proses Belajar Siswa Sekolah Dasar

Dampak Pandemi COVID 19 Terhadap Proses Belajar Siswa Sekolah Dasar

Mata Akademisi, Milenianews.com – Pandemi covid 19 adalah krisis kesehatan pertama dan terutama di dunia saat ini. Banyak negara memutuskan untuk menutup sekolah, perguruan tinggi, dan universitas. Adanya pandemi ini memberi dampak buruk bagi negara yang belum siap dengan sistem pembelajaran online baik dari tingkatan sekolah dasar hingga perguruan tinggi sekalipun.

Berdasarkan laporan ABC News 7 Maret 2020, peutupan sekolah terjadi lebih dari puluhan negara karena wabah COVID 19. Menurut data organisasi pendidikan keilmuan dan kebudayaan PBB (UNESCO) setidaknya ada 290,5 juta siswa di seluruh unia yang aktivitas belajarnya menjadi terganggu akibat sekolah yang tutup.

Adanya wabah covid 19 di tingkat perguruan tinggi menjadikan program pertukaran mahasiswa antar negara harus berhenti. Dampak pademi kini mulai merambah berbagai dunia pendidikan, pemerintah pusat hingga daerah memberikan kebijakan untuk meliburkan seluruh lembaga pendidikan. Hal ini diupayakan untuk mencegah penularan virus covid19.

Baca Juga : Dosen UBSI Paparkan Dampak Buruk Literasi Digital Terhadap Anak Dimasa Pandemi

Penyebaran virus corona ini pada awalnya sangat berdampak pada dunia ekonomi yang mulai merosot dan dampaknya juga terhadap dunia pendidikan. Kebijakan yang di ambil oleh pemerintah di Indonesia dengan cara meliburkan seluruh aktivitas pendidikan, membuat pemerintah dan lembaga terkait hatrus menghadirkan jalan alternative peroses pendidikan bagi peserta didik maupun mahasiswa yang tidak bisa melaksanakan proses pendidikan pada lembaga pendidikan.

Berdasarkan data yang diperoleh UNESCO saat ini total 39 negara yang menerapkan penutupan sekolah dengan total jumlah pelajar yaitu mencapai 421.388.462 anak. Lengkap sudah,virus corona juga memberikan dampak derius di sektor pendidikan baik Indonesia maupun secara global. Pemerintah menggumumkan UN di tahun ini ditiadakan mulai tingkat sekolah dasar (SD) hingga sekolah menegah atas (SMA).

Dampak Pandemi COVID 19 Terhadap Proses Pembelajaran Sekolah Dasar

Pandemi covid 19 juga memiliki dampak terhadap proses pembelajaran di sekolah dasar. Salah satunya adalah proses pembelajaran mengajar yang harus berlangsung secara online di rumah. Dampaknya bisa dirasakan oleh siswa/siswi dan tenaga kerja /guru di sekolah dasar. Selain itu hal ini juga berdampak terhadap orang tua.

Salah satu dampak covid 19 ini adalah terkendalanya proses pembelajaran online di sekolah dasar. Beberapa faktor yang bisa menghambat efektifitas belajar antara lain seperti penguasaan teknologi masih kurang, penambahan biaya kuota internet, orang tua yang harus mendampingi anak belajar, serta komunikasi antar siswa, guru dan orang tua dalam mendampingi proses belajar.

Selain itu, jam kerja juga menjadi tidak terbatas bagi guru karena harus berkomunikasi dan berkoordinasikan dengan orang tua, guru lain dan kepala sekolah.

Baca Juga : Peran Guru Bimbingan dan Konseling Bagi Para Siswa di Tengah Penerapan PJJ

Dampak Terhadap murid

Beberapa dampak yang dirasakan murid pada proses belajar mengajar dari rumah adalah para murid merasa di paksa belajar jarak jauh tanpa sarana dan prasarana memadai di rumah.

Fasilitas ini sangat penting untuk kelancaran proses belajar mengajar untuk pembelajaran online di rumah seharusnya di sediakan dahulu fasilitas seperti laptop computer atau handpone HP dan akan memudahkan murid untuk menyimak proses belajar mengajar online.

Selain itu, belum ada budaya belajar jarak jauh karena selama ini sistem belajar di lakukan dalam tatap muka, murid terbiasa berada di sekolah untuk berinteraksi dengan teman-temannya, bermain dan bercanda dengan teman-temannya, serta bertatap muka dengan gurunya.

Dan dengan adanya cara belajar mengajar online sehingga murid perlu waktu untuk beradaptasi. Mereka menghadapi perubahan baru yang secara tidak langsung akan mempengaruhi daya serap belajar mereka.

Sehingga adanya aktivitas libur panjang sekolah membuat anak terasa jenuh dan membosannkan di rumah saja. Hal ini juga memaksa para murid menggunakan teknologi. Suka atau tidak suka dan mau tidak mau mereka harus belajar mengajar secara jarak jauh.

Dampak terhadap orang tua

Kendala dari belajar online juga berpengaruh terhadap penambahan kuota internet. Teknologi online memerlukan koneksi jaringan ke internet oleh karena itu tingkat penggunaan kuota internetan bertambah dan akan menambah beban pengeluaran orang tua.

Dampak terhadap orang tua juga mereka rasakan ketika harus mendampingi dan meluangkan waktu untuk belajar online. Mereka harus membagi waktu untuk mendampingi anak-anaknya dalam belajar online. Hal ini tentunya akan berpengaruh pada aktivitas perkerjaan rutin sejhari-hari yang akan menjadi berkurang.

Terkadang orang tua juga ikut belajar bersama-sam anak-anaknya. Orang tua harus menyiapkan alat dan sistem pembelajaran jarak jauh. Selain itu, mereka juga harus melakukan bimbingan kepada anak-anak agar bisa menggunakan teknologi modern dalam pembelajaran jarak jauh.

Baca Juga : Pendidikan Sebagai Proses Penyiapan Sumber Daya Manusia yang Berkualitas

Dampak Terhadap guru

Dampak yang dirasakan guru yaitu ketika harus mengajar online di rumah tanpa sarana dan prasarana memadai. Fasilitas ini sangat penting untuk kelacaran proses belajar mengajar. Untuk pembelajaran online di rumahnya setidaknya harus ada laptop/komputer serta smartphone yang akan memudahkan guru untuk memberikan tugas dan materi belajar mengajar secara online.

Selain itu, ini juga memaksa guru yang belum terbiasa dengan sistem online ini untuk bisa menggunakan teknologi terbaru. Selain itu, guru juga akan kesulitan dalam mengontrol dan berinteraksi dengan siswa. Apalagi untuk guru yang terbiasa dengan sistem belajar mengajar tatap muka.

Para guru juga memerlukan waktu untuk beradaptasi dan menghadapi perubahan baru yang secara tidak langsung akan mempengaruhi kualitas hasil belajar.

Sistem pembelajaran jarak jauh ini memang sebuah inovasi yang bagus. Akan tetapi untuk menerapkannya perlu persiapan. Mulai dari fasilitas pendukung yang memadai, kompetesi serta pelatihan terlebih dahulu kepada siswa, Guru dan para orang tua demi keberhasilan sistem pembelajaran ini.

Selain itu, komunikasi antara guru, sekolah dan orang tua harus terjalin dengan lancar. Sehingga harus ada alokasi biaya khusus untuk pengeluaran guru baik berupa material maupun non-material.

Penulis : Setiya Weni Alumka, mahasiswa Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Respon (22)

    1. Tetap Semangat Dengan SiKond seperti sekarang ini, kelak akan menjadi cerita bahwa pernah melaluinya 😊

  1. Walaupun ortu di rumah sudah berusaha maksimal tapi tetap saja tidak seperti jika disekolah. Semoga pandemi cepat berakhir aagr semua bisa kembali normal

  2. Tapi lebih baik memang belajar dirumah gini, ga berani biarin anak anak keluar begitu, anak anak agak sulit untuk patuh prokes soalnya.

  3. Sedih banget. Banyak pelajar yang sampai kurang ilmu karna pandemi. Mereka lebih nyaman belajar secara offline karna lebih mudah dipahami dibanding online. Belum lagi sangat berdampak untuk orang orang yang ditempat mereka susah jaringan, dan tidak memiliki fasilitas yg memadai utk sekolah online.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *