Milenianews.com, Depok – Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI) peringati Hari Sumpah Pemuda dengan menggelar Seminar Nasional Pemuda Digital yang digelar secara roadshow di 8 kampus. Seminar ini bertemakan ‘Literacy Digital : the key to be a creative youth‘.
Bekerjasama dengan Universitas Nusa Mandiri, seminar di gelar di Tower Universitas Nusa Mandiri, Margonda, Depok, Jawa Barat, Rabu (21/11). Ini menjadi rangkaian seminar terakhir yang digelar.
Seminar dihadiri Achmad Baroqah Pohan, M.Kom, Head of Marketing and Communication BSI Group. Ia menyinggung generasi milenial, yang menurutnya populasi di Indonesia sekarang di dominasi para generasi milenial.
Baca Juga : Roadshow Seminar Pemuda Digital: Belajar Kreatif Dari Owner Babastudio.com
Media Sosial Tempat Kepura-Puraan
Milenial menurut pria yang akrab disapa Pohan ini, adalah kelompok orang-orang yang lahir dari tahun 1980-an sampai 2000-an. Generasi milenial udah berkomunikas dengan teks.
“Milenial berkomunikasi dengan teks, membuat dan berbagi dalam sebuah platform. Sementara, generasi dibawahnya (sebelum generasi Milenial) lebih senang mengisi kontennya,” kata Pohan.
Internet sejak kemunculan pertamanya, sangat berguna untuk berkomunikasi dalam jarak jauh. Namun, seiring perkembangannya, tetap ada kekurangan dan kelebihannya.
“Gak bisa dipungkiri Indonesia menjadi peringkat ke-3 sebagai negara dengan perkembangan tercepat dalam penggunaan media digital. Internet mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang jauh. Itu kelemahan dan kekuatan internet,” paparnya.
Namun, bagi Pohan hal yang lebih parah, bahwa di dunia digital selalu menampilkan kepura-puraan, seperti dalam sosial media.
“Banyak orang-orang yang berlomba-lomba dalam membuat konten di sosmed hanya untuk mendapatkan like dan komen yang banyak. Padahal apa yang dipostingnya, sering memposting kepura-puraan.”
Hentikan Cyber Bullying
Hal buruk lainnya, dalam dunia digital, pria asal Medan tersebut mengatakan, masih banyak ditemukan cyber bullying dan penyebaran informasi bohong alias Hoaks.
Ia pun menyayangkan, orang-orang yang masih melakukan tindakan tidak terpuji tersebut. “Zaman sekarang, orang-orang saat ada yang melihat bully, malah direkam lalu upload ke sosmed. Itu lah yang menjadi dasar cyber bullying. Harusnya, kalo liat kekerasan hentikan jangan malah direkam lalu di publish.”
“Kita harus hentikan Cyber Bullying. Kekerasan melalui internet harus dihentikan,” kata Pohan. Tak hanya itu, maraknya hoaks juga harus dihentikan, karena itu selalu meresahkan masyarakat banyak.
“Berita hoaks itu mengatur emosi kita, isinya sedih kita jadi sedih, isinya marah kita jadi marah. Itu ciri-ciri hoaks, jika sampai informasi tersebut pada kita. Jangan kita teruskan,” jelasnya.
M-Tryout, Solusi Siswa Pelajar Kembangkan Pengetahun Berhadiah
Meski demikian, informasi di dunia digital, akan lebih efektif jika digunakan dalam dunia pendidikan. Terbukti dengan banyaknya platform atau aplikasi yang dibuat untuk bidang Pendidikan.
Terutama aplikasi mobile, yang dipilih karena dilihat dari angka penggunaan ponsel di Indonesia sangat banyak. Pohan, juga sebagai pegiat teknologi digital menjelaskan, kehadiran M-Tryout menjadi contoh implementasi teknologi di bidang Pendidikan.
M-Tryout adalah sebuah aplikasi mobile, untuk siswa/i Indonesia sebagai media pembelajaran yang efektif. Pasalnya, dengan bermodalkan ponsel dan login di aplikasi tersebut, siswa/i bisa mudah belajar dimana dan kapan saja.
“M-Tryout dibuat guna membantu mempermudah siswa/i Indonesia dalam meningkatkan ilmu pengetahuan.”
Baca Juga : UBSI Ajak Generasi Muda menjadi Pemuda Kreatif di Era Digital
Selain itu, dalam aplikasi tersebut, ada banyak fitur poin, nantinya, poin tersebut bisa ditukarkan dengan banyak hadiah seperti Tablet, Ponsel Pintar hingga Sepeda Motor NMax.
Pohan menjelaskan, sekarang M-Tryout masih digratiskan untuk para siswa/i. “Cukup instal saja, kemudian login, gak perlu bayar sudah bisa mendapatkan semua fitur yang ada didalamnya. Nanti ada kuis, soal-soal, tinggal dikerjakan dan akan mendapatkan poin,” jelas Pohan. (Ikok)