Milenianews.com – Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) bukan hanya berdampak pada korban langsung, tetapi juga pada anak-anak yang menjadi saksi.
Menyaksikan kekerasan antara orang tua dapat menyebabkan berbagai masalah psikologis yang serius pada anak, yang sering kali berlangsung hingga dewasa.
Baca juga: Meta Hapus 21,7 Juta Konten Kekerasan di Facebook
Trauma dan kesehatan mental akibat KDRT
Anak-anak yang sering melihat KDRT berisiko mengalami trauma, gangguan kecemasan, dan depresi. Menurut penelitian yang dipublikasikan oleh American Psychological Association (APA), anak yang tumbuh dalam lingkungan kekerasan memiliki kemungkinan lebih besar untuk mengembangkan gangguan stres pasca-trauma (PTSD).
Mereka juga cenderung memiliki masalah perilaku, seperti agresi atau ketakutan yang berlebihan terhadap hal-hal tertentu.
Dr. Sherry Hamby, seorang profesor psikologi dan editor Psychology of Violence, menjelaskan bahwa anak-anak yang terpapar KDRT sering kali menunjukkan gejala-gejala emosional seperti ketakutan, kecemasan, dan kebingungan. Mereka merasa terjebak di antara dua orang yang seharusnya mereka percayai, yang dapat menyebabkan rasa tidak aman yang mendalam.
Baca Juga: Paskibraka 2024 Perempuan Wajib Lepas Jilbab? Parah Sih!
Dampak pada perkembangan sosial dan akademis
Selain kesehatan mental, menyaksikan KDRT juga memengaruhi perkembangan sosial anak. Mereka mungkin kesulitan membangun hubungan yang sehat dengan teman sebaya atau otoritas, dan ini bisa berdampak buruk pada kehidupan sosial dan akademis mereka.
Menurut sebuah artikel di Journal of Family Violence, anak-anak ini cenderung menunjukkan perilaku menarik diri, rendah diri, dan kesulitan dalam beradaptasi di lingkungan sekolah.
Linda Spears, Wakil Presiden Senior di Child Welfare League of America, mencatat bahwa pengalaman menyaksikan kekerasan dapat menghambat kemampuan anak untuk merasa aman dan percaya pada orang lain, yang merupakan fondasi penting bagi perkembangan sosial dan akademis mereka.
Siklus kekerasan
Yang paling mengkhawatirkan, anak yang sering menyaksikan KDRT berisiko lebih tinggi untuk terlibat dalam kekerasan saat mereka dewasa, baik sebagai pelaku maupun korban. Hal ini terjadi karena mereka mungkin melihat kekerasan sebagai cara yang normal untuk menyelesaikan konflik.
Baca juga: Kenali Gejala Anxiety Disorder dan Penanganannya
Oleh karena itu, penting bagi orang tua, pendidik, dan masyarakat untuk mengintervensi dan memberikan dukungan kepada anak-anak yang mengalami situasi ini.
Dukungan psikologis, baik melalui terapi atau konseling, dapat membantu mereka pulih dari trauma dan mengembangkan mekanisme koping yang sehat.
Tonton podcast Milenianews yang menghadirkan bintang tamu beragam dari Sobat Milenia dengan cerita yang menghibur, inspiratif serta gaul hanya di youtube MileniaNews.