Milenianews.com – Bekerja merupakan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan. Karena kebutuhan individu berbeda-beda, maka jam kerja tiap individu pun bervariasi.
Melansir dari databoks.katadata.co.id, negara yang memiliki jam kerja terlama di dunia adalah Mexico dengan durasi 8.67 jam/hari.
Baca Juga : Istilah Deep Talk, Obrolan yang Lebih Dibutuhkan Milenial
Urutan kedua Singapura dengan durasi 8.6 jam/hari, dan urutan ketiga ada Tiongkok dengan durasi 8.36 jam/hari.
Sedangkan jam kerja di Indonesia 7 jam/hari, namun banyak pekerja yang melakukan lembur hingga lebih dari 8 jam/hari.
Meningkatnya jam kerja, bisa karena banyak hal. Salah satunya budaya kerja yang berkembang.
Sobat milenia pasti pernah mendengar “hustle culture”? Penjelasan dalam laman Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, bahwa orang dengan gaya hidup hustle culture, merasa harus bekerja keras dan memiliki sedikit waktu untuk istirahat. Sehingga hustle culture juga bisa berarti gila kerja.
Hustle Culture diperkenalkan oleh Jeff Bezos, Elon Musk, dan Jack Ma. Mereka menormalisasi bekerja melebihi waktu normal untuk mencapai kesuksesan.
Sementara itu, banyak generasi milenial yang mengikuti gaya hidup hustle culture karena kebutuhan yang harus dipenuhi.
Hustle Culture terjadi karena milenial lebih mementingkan gaya hidup
Faktor lain yang mempengaruhi adalah quotes orang sukses yang beredar di media sosial.
Melalui quotes, konstruksi sosial, dan toxic positivity, budaya hustle tumbuh subur di kalangan milenial.
Mereka ingin terlihat produktif melebihi teman-temannya. Selain itu, gaya hidup mewah mendorong mereka untuk bekerja lebih keras.
Nyatanya, bekerja melebihi batas normal, dapat mengurangi produktivitas karena kelelahan atau stress yang dialami hingga berujung burn out.
Pada akhirnya, kerja yang berlebihan dapat mengganggu mental dan fisik pekerja.
Menurut Juru Bicara MHF Ricard Grange, generasi milenial rawan terkena stres kerja karena kontrak kerja yang tidak aman, upah rendah, dan beban kerja tinggi.
Tekanan terhadap generasi milenial, berbeda dengan generasi sebelumnya.
Berikut ciri-ciri hustle culture yang di alami generasi milenial :
- Mengedepankan kerja daripada istirahat
- Merasa bersalah ketika bersantai atau beristirahat
- Memiliki target yang terlalu tinggi, namun tak disesuaikan dengan kapasitas
- Merasa burn out atau kelelahan kerja
Jika merujuk pada UU No. 13 Tahun 2003 dan PP No. 35 Tahun 2021, kedua Undang-Undang tersebut menetapkan durasi kerja 7 jam/hari atau 40 jam/minggu.
Baca Juga : Milenial Harus Tahu! Prospek Kerja Jurusan Sains Data
Sudah sepantasnya, generasi milenial mengedepankan kesehatan berbarengan dengan memenuhi kebutuhannya. Sehingga work life balance atau keseimbangan hidup dapat tercipta.(Reporter 2)