Oleh: Pulo Lasman Simanjuntak
Menulis syair untuk presiden
Aku melihat tingkap-tingkap langit terbuka lebar
Seperti percakapan tadi pagi di meja kaca tanpa daging
Kehilangan pasangan
Tak punya kenangan
Kenapa harga pangan terus melambung tinggi, tanyamu
Setinggi burung gagak
Terbang ke lumbung kematian sangat gersang kering kerontang
Kenapa nilai mata uang tak bisa lagi menari-nari
Bersama matahari pagi hari
Menyambut kekusaman hati
Memasuki negeri di bawah telapak kaki
Menulis syair untuk presiden
Aku menatap jutaan manusia langkatak punya otak
Minta sedekah tangannya berapi untuk publikasi sejati
Tanah tumpah darah di seberang pulau berair
Masihkah ada investor menebar benih-benih palsu yang tak bisa dihitung
Dengan sempoa atau kucing liar dalam karung