Milenianews.com, Bogor– Anggota Dewan Pembina Himpunan Alumni (HA)-IPB, Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, MS memberikan kata sambutan pada acara Wisuda Sekolah Vokasi IPB di Kampus IPB Darmaga, Bogor, Selasa, 22 Oktober 2024. Dalam kesempatan tersebut, Prof. Rokhmin mengungkapkan peran penting lulusan Sekolah Vokasi dalam mewujudkan Indonesia Emas 20245.
Ia menjelaskan, Indonesia memiliki modal dasar yang lengkap dan sangat besar untuk menjadi negara-bangsa yang maju, Sejahtera, dan berdaulat. Mulai dari besarnya jumlah penduduk, sekitar 280 juta orang (terbesar keempat di dunia), kekayaan SDA yang besar dan beragam, dan posisi geoekonomi yang sangat strategis.
“Ketiga modal dasar ini, mestinya memudahkan kita rakyat Indonesia, termasuk para wisudawan, mudah untuk menciptakan lapangan pekerjaan atau mendapatkan pekerjaan. Pertanyaannya, mengapa sudah 79 tahun Merdeka, Indonesia masih sebagai negara berpendapatan menengah dengan GNI per kapita saat ini baru sebesar 5.100 dolar AS, dengan angka pengangguran dan kemiskinan yang masih tinggi, jumlah penderita stunting dan gizi buruk yang masih lebih tinggi dari yang dipersyaratkan oleh WHO (2000,” kata Prof. Rokhmin dalam rilis yang diterima Milenianews.com.
Ia mengutip Dr. Ray Dallo dalam buku terlarisnya, berjudul Principles for Dealing with the Changing World Order: Why Nations Succeed and Fail, yang terbit pada 2021, belum berhasilnya Indonesia menjadi negara maju dan Makmur, karena lima hal utama. Yaitu: kebijakan pembangunan (ekonomi) yang kurang tepat dan bijaksana, instabilitas social-politik, rendahnya budaya yang mendorong warga negara (rakyat) untuk berinovasi dan kerja keras, too many cowboys than Indian, dan belum optimalnya peran pendidikan yang efektif dalam membangun sumber daya manusia (human capital) yang berkualitas unggul.
“Di sinilah, peran para lulusan Sekolah Vokasi dapat lebih beperan dan berkontribusi signifikan bagi terwujudnya Indonesia Emas 2045. Karena, kurikulum dan metoda Pendidikan Vokasi yang saudara-saudara tempuh lebih dominan prakteknya (70%) ketimbang teori di kelas (30%). Sehingga, para wisudawan lebih skillful (terampil dan ahli) ketimbang lulusan sarjana umum,” kata Prof. Rokhmin.
Tiga Bekal Hidup Sukses
Mewakili Ketua Umum DPP HA-IPB, Prof. Rokhmin mengucapkan selamat kepada para wisudawan yang telah sukses menyelesaikan studi SARJANA TERAPAN dan DIPLOMA III, SEKOLAH VOKASI IPB yang hari ini melaksanakan prosesi wisuda kelulusannya.
Ia menyebutkan, ada tiga bekal supaya para wisudawan dapat hidup sukses – bahagia, bukan hanya untuk diri dan keluarga, tetapi juga bermanfaat bagi bangsa kita Indonesia dan dunia,serta bukan hanya bahagia di dunia fana ini, tetapi juga di akhirat kelak. Pertama adalah hard skills (intellectual quotient) yang meliputi kompetensi bidang ilmu sesuai Program Studi yang saudara-saudara tempuh selama kuliah di IPB University, kemampuan literasi, kemampuan matematik (kemampuan berfikir logis, analisis dan sintesis), dan ilmu pengetahuan.
Kedua adalah soft skills (emotional quotient) termasuk kreatif, inovatif, adaptif, agile, kerja keras dan tuntas, kemampuan berkomunikasi, kemampuan bekerjasama (teamwork), sabar, bersyukur, jujur, amanah, kanaah, dan etos kerja unggul serta akhlak mulia lainnya.
Ketiga, beriman dan taqwa kepada Tuhan YME, menurut agama kita masing-masing.
Baca Juga : Transformasi Bisnis, IPB University Luncurkan Merchandise IPB dan DailyUs
“Untuk memiliki dan menguasai ketiga bekal diatas, intinya para wisudwan harus terus rajin membaca dan belajar kehidupan (life-long learning); mengikuti pelatihan, baik yang sifatnya upskilling maupun re-skilling, diskusi, seminar, workshop dan konferensi sesuai kebutuhan; dan menjalankan seluruh perintah Allah serta menjauhi setiap larangan Nya,” ujar Prof. Rokhmin.
Selain itu, kata dia, para wisudawan juga harus membaca dan memahami Peta Jalan dan Cetak Biru Pembangunan Nasional, dan dinamika global termasuk perekembangan super cepat (disrupsi) teknologi, triple ecological crisis (Perubahan Iklim Global, pencemaran, dan biodiversity loss), dan ketegangan geopolitik yang kian meningkat seperti perang Rusia vs Ukraina, genosida Israel terhadap bangsa Palestina, dan rivalitas antara AS vs China.