Perguruan Tinggi Harus Siap Beradaptasi dengan Online Learning

Milenianews.com, Depok – Pada acara seminar dan workshop PJJ dan MOOC yang diselenggarakan APTIKOM dan Universitas Nusa Mandiri, dibahas tentang bagaimana perguruan tinggi harus beradaptasi dengan sistem pembelajaran online learning (4-6 November 2019).

Dengan mengusung tema “Optimasi Kuliah Daring dan Pemanfaatan E- learning pada Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta. Dalam Kerangka Sistem Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) dan Massive Open Online Course (MOOC) Menuju SDM TIK Bersertifikasi Kompetensi sebagai Alternatif Pembelajaran di Era Revolusi Industri 4.0”. Acara berlangsung selama tiga hari mulai tanggal 4-6 November 2019 di Aula Gedung Nusa Mandiri Tower (NMT) Margonda, Depok.

“Perguruan tinggi di Indonesia haruslah siap beradaptasi dengan cepat terhadap sistem pembelajaran online learning, PJJ, dan MOOC untuk menjawab tantangan pendidikan di era revolusi industri 4.0” kata Dr. M. Samsuri, S.Pd, M.T (Plt Ketua LLDIKTI Wilayah III Jakarta) dalam sambutannya.

Sambutan Dr. M. Samsuri, S.Pd, M.T (Plt Ketua LLDIKTI Wilayah III Jakarta) saat sambutan kegiatan seminar dan workshop PJJ dan MOOC di Aula Gedung Nusa Mandiri Tower (NMT) Margonda, Depok. (Sumber : dok. Universitas Nusa Mandiri)

Selain itu Dr. M. Samsuri menegaskan bahwa LLDIKTI mendukung dan mendorong penguatan mutu perguruan tinggi di Indonesia. Baik pembelajaran secara langsung maupun pembelajaran daring seperti PJJ dan MOOC.

“PJJ memiliki karakteristik antara lain terbuka dan dapat diakses dimana saja. PJJ juga memiliki tiga bentuk yakni PJJ mata kuliah, PJJ program studi dan perguruan tinggi PJJ. Untuk PJJ program studi dan perguruan tinggi harus memiliki izin khusus dari menteri pendidikan” tegasnya.

Baca Juga : Universitas Nusa Mandiri Jadi Tuan Rumah Seminar – Workshop MOOC dan PJJ

Meskipun Mneggunakan Sistem Online Learning, Perguruan Tinggi Tetap Kedepankan Mutu Pendidikan

Dr. M. Samsuri menambahkan bahwa PJJ tetap harus memperhatikan konsen mutu pendidikannya. Capaian pembelajarannya pun harus sama dengan capaian pembelajaran yang dilakukan dengan sistem tatap muka langsung.

Ia pun mengungkapkan beberapa sumber daya yang harus diperhatikan oleh perguruan tinggi yang akan menerapkan sistem PJJ. Diantaranya sarana prasana, tenaga pendidik atau dosen, dan investasi keuangan.

“Tenaga pendidik atau Dosen di kampus yang menerapkan PJJ haruslah sudah siap dan memahami bahwa mereka harus menjadi perancang pembelajaran, penyusun, pengembang, produsen untuk bahan ajar, penulis soal, mengevaluasi, pengampun, pengelola, tutor hingga menjadi pembimbing tugas akhir”.

“Terima kasih atas kerja keras Universitas Nusa Mandiri dan Aptikom dalam menyelenggarakan kegiatan ini dan semoga tujuan dari acara ini dapat tercapai” papar Dr. M. Samsuri.

Pada kesempatan yang sama Ahmad Tri Hanuranto, M.T selaku Kepala Badan Otonomi Aptikom menyampaikan “Kegiatan ini salah satu wujud komitmen Aptikom. Serta menjadi ujung tombak transformasi pembelajaran berbasis online di Indonesia yakni PJJ dan MOOC” ujar Ahmad.

Acara ini pun menghadirkan Prof. Pauline Pane, M.Ls (Staf Ahli pada Direktorat Kelembagaan dan atau Pembelajaran Mendikbud) sebagai salah satu pemateri yang membahas mengenai PJJ, E-learning, dan blended learning beserta regulasinya.

Prof. Pauline Pane, M.Ls saat memaparkan materi. Gedung Nusa Mandiri Tower (NMT) Margonda, Depok. (Sumber: dok. Universitas Nusa Mandiri)

“Tujuan PJJ dan pembelajaran daring adalah belajar fleksibel dan belajar sepanjang hayat dimana bisa diakses oleh semua masyarakat Indonesia dan harus bermutu dan terjangkau serta memiliki lintas ruang dan waktu yang luas” tutup Prof. Pauline.

Kesempatan ini juga diisi oleh Prof. Pauline Pane, M.Ls dengan pemaparan perkembangan PJJ, E-learning, dan blended learning beserta regulasinya di Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *