Milenianews.com, Surabaya – KH Bahauddin Nur Salim atau kondang dengan nama Gus Baha, Sabtu (12/10) siang kemarin mengisi acara Ngaji Mahasantri Milenial di aula kantor PWNU Jatim.
Ngaji Mahasantri Milenial merupakan dauroh (kegiatan/pelatihan) yang diikuti 1.000 mahasantri (santri yang mahasiswa) kader NU.
PWNU Jawa Timur sebenarnya sudah menggelar rangkaian Hari Santri Nasional (HSN) selama sebulan terakhir. Dimulai dari pengajian Gus Miftah Maulana Habiburahman di Gang Dolly Surabaya, Kamis (10/10). Kemudian Ngaji Mahasantri Milenial pada Sabtu(12/10) yang diisi Gus Baha.
Selain itu, rangkaian peringatan HSN 2019 itu juga dihadiri Gus Kautsar dari Pondok Pesantren (Ponpes) Ploso Kediri, serta KH Reza Ahmad Zahid dari Ponpes Lirboyo, Kediri.
Dilansir dari BarometerJatim(12/10), Ketua Panitia HSN 2019 PWNU Jatim, KH Abdussalam Shokib (Gus Salam) menjelaskan, kehadiran Gus Baha dan dua kiai muda lainnya diharapkan menjadi bagian dari pelayanan kebutuhan kaum milenial terkait dakwah teduh khas pesantren.
Ngaji Mahasantri Milenial : Keagungan Islam Moderat di Indonesia
“Pesantren merupakan khazanah intektual keislaman yang mengajarkan nilai ajaran Ahlussunnah wal Jamaah. Dakwah khas Islam di bumi Nusantara ini, sebagai bagian dari praktik keagungan Islam moderat di Indonesia,” kata Gus Salam.
Tak hanya Ngaji Mahasantri Milenial, lanjut Gus Salam, HSN 2019 PWNU Jatim juga akan diisi dengan kegiatan lain. Termasuk resepsi dan tasyakuran, salah satu kegiatannya adalah ijazah sanad kitab Arba’in Nawawi oleh sembilan kiai utama di Jatim, 22 Oktober 2019.
Baca Juga : Kenapa 22 Oktober Diperingati Hari Santri Nasional? Santri Harus Tahu !
Sedangkan puncak peringatan HSN digelar pada 27 Oktober 2019 lewat acara Santri Culture Night Carnival. Acara ini akan menampilkan budaya santri mencakup religi, seni, budaya dan prestasi yang digelar pada 27 Oktober 2019 menampilkan budaya santri mencakup religi, seni, budaya dan prestasi.
Gus Salam menambahkan, peringatan HSN tahun ini sekaligus menjadi ajang untuk menyambut diakuinya pesantren sebagai entitas masyarakat Islam yang mengakar di Indonesia. Salah satunya melalui pengesahan UU Pesantren.
“Semua itu merupakan pengakuan negara akan eksistensi pesantren. Kami dari NU menyambut adanya UU tersebut, sebagai bagian dari hadiah yang terkait dengan peringatan HSN 2019,” tuturnya. (Latif)