Milenianews.com, Mata Akademisi– Ada empat surga yang dipersiapkan bagi orang yang takut saat berhadapan dengan Allah kelak pada hari hisab. Pertama, “Dan bagi orang yang takut akan saat menghadap Tuhannya ada dua surga.” (QS. al-Rahman/55: 46). Kedua, “Dan selain dari dua surga itu ada dua surga lagi.” (QS. al-Rahman/55: 62).
Ada sejumlah pendapat tentang hal ini di kalangan ahli mufasir. Pertama, Muhammad Yusuf Ali memandang dua surga kedua sama dengan dua surga pertama, baik isi surga maupun peruntukannya. Kedua, penulis Tafsir Jalalain berpendapat bahwa makna “dua surga lagi” adalah bagi orang yang takut saat akan menghadap kepada Tuhannya.
Ketiga, Syaikh Nawawi sepakat dengan pengarang Tafsir Jalalain bahwa dua surga lagi adalah untuk orang yang takut saat akan menghadap kepada Tuhannya. Menurut Syaikh Nawawi mereka adalah dari kalangan Ashabul Yamin (golongan kanan) yakni orang-orang yang kedudukannya lebih rendah dari para penghuni dua surga yang pertama. Dalam hal ini Sayyid Quthb sependapat dengan Syaikh Nawawi.
Keempat, al-Zuhaili sepakat sepenuhnya dengan yang diungkap pengarang Tafsir Jalalain dan Syaikh Nawawi. Hanya saja al-Zuhaili menambahkan bahwa kalau dua surga yang kedua itu untuk kalangan Ashabul Yamin, maka dua surga yang pertama itu untuk mereka yang memenuhi kriteria al-Muqarrabun.
Tentang Ashabul Yamin dan al-Muqarrabun terkuak dalam rangkaian makna ayat, “Dan kamu menjadi tiga golongan. Yaitu golongan kanan. Alangkah mulianya golongan kanan itu. Dan golongan kiri. Alangkah sengsaranya golongan kiri itu. Dan orang-orang yang paling dahulu (beriman), merekalah yang paling dahulu (masuk surga). Mereka itulah yang didekatkan (al-Muqarrabun) kepada Allah. Berada dalam surga (yang penuh) kenikmatan.” (QS. al-Waqiah/56: 7-12).
Lebih lanjut, menurut Syaikh Nawawi, Ashabul Yamin (golongan kanan) adalah mereka yang menerima catatan amal mereka dengan tangan kanan mereka. Tempat mereka adalah di dua surga yang kedua yang penuh kemuliaan dan kegembiraan. Sementara golongan kiri adalah mereka yang diberikan catatan amal mereka dari sebelah kiri mereka. Tempat mereka di neraka yang penuh kehinaan dan siksaan.
Jadi dua surga pertama dan dua surga kedua, menurut al-Thabari berbeda dari segi tingkatannya dan keutamaannya. Namun empat surga itu, dalam pandangan al-Maraghi membuat rindu orang-orang yang berharap dapat memasukinya. Untuk itu mereka berusaha sekuat daya taat kepada Allah dan meninggalkan maksiat hingga Allah ridha kepada mereka dan mereka ridha kepada Allah.
Tentang tingkatan dan keutamaan dua surga pertama dan dua surga kedua dapat diperhatikan hadits Nabi, “Surga Firdaus itu ada empat macam surga. Dua surga terbuat dari emas termasuk semua perhiasan, wadah dan apa saja yang ada di dalamnya yang juga terbuat dari emas. Dua surga lagi terbuat dari perak termasuk semua perhiasan, wadah dan apa saja yang ada di dalamnya yang juga terbuat dari perak” (HR. Bukhari).
Bagi Ibnu Katsir, dua surga yang semua wadah dan segala perkakas, interior, dan eksteriornya dari emas adalah bagi kalangan al-Muqarrabun. Sedangkan dua surga yang semua wadah dan segala perkakas, interior, dan eksteriornya dari perak adalah bagi Ashabul Yamin.
Inilah nikmat yang bersusun-susun dan susul-menyusul diinformasikan Allah. Tak heran kalau Allah kembali mewanti-wanti manusia dan jin, “Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?” (QS. al-Rahman/55: 63).
Penulis: Dr. KH. Syamsul Yakin MA., Dai Lembaga Dakwah Darul Akhyar (LDDA) Kota Depok.