Milenianews.com, Padang– Penyelenggaraan International Minangkabau Literacy Festival kedua (IMLF-2) bulan Mei silam mendapatkan banyak apresiasi dari delegasi yang berasal dari belasan negara. Para delegasi menyatakan senang dan puas mengikuti berbagai rangkaian kegiatan IMLF di Sumbar. Tulisan delegasi yang terdiri dari penulis, sastrawan, penyair dan lain-lain itu muncul di berbagai koran besar di China, Amerika, India, Vietnam, Malaysia dan lain-lain bahkan melalui berbagai media sosial pribadi, sekalipun di akhir acara terjebak macet dalam perjalanan hingga lebih dari 12 jam di Sitinjau Lauik.
Demikian disampaikan Ketua Panitia IMLF-2 Sastri Bakry, Kamis (6/6/2024), kepada Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Sumatera Barat Dr. Jefrinal Arifin, SH., M.Si dan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat Drs. Barlius, M.M., di ruang kerjanya masing-masing. Sastri sengaja mendatangi kedua Kepala Dinas tersebut menyampaikan terima kasih atas dukungan yang diberikan dalam menyukseskan IMLF-2 sehingga berbagai kegiatan IMLF-2 dapat terlaksana dengan baik.
“Alhamdulillah, penyelenggaraan IMFL-2 berjalan dengan sukses, meriah, bahkan di luar ekspektasi panitia dan mendapat kesan yang luar biasa dari delegasi. Walaupun pada malam terakhir pertunjukkan di lapangan Cinduamato Batusangkar terpaksa dipercepat dihentikan karena mendapat kabar terjadinya musibah longsor di Kecamatan Lima Kaum. Banyak penonton yang tidak puas karena penampilan Darak Badarak tidak bisa dilanjutkan sampai selesai,” kata Sastri Bakry yang didampingi Sekretaris IMLF-2 Armaidi Tanjung.
Dikatakan Sastri, panitia tidak mungkin melanjutkan pertunjukan di tengah bencana yang terjadi menimpa masyarakat. “Akibat bencana tersebut, jalan ke Padang Panjang dan Padang via Lembah Anai putus total. Sehingga, agenda di Padang Panjang pun dibatalkan, sekalipun persiapan sudah final. Kembali menuju Padang dari Batusangkar melalui Sawahlunto, Solok dan Sitinjau Lauik,” tutur Sastri dalam rilis yang diterima Milenianews.com.
Sampai di Sawahlunto, salah satu bus delegasi mengalami bocor ban. Sehingga rombongan mengalami keterlambatan lebih dua jam. Akibatnya, juga mengalami keterlambatan memasuki Sitinjau Lauik dan terjebak macet. “Akibat longsor dan adanya korban jiwa menjelang Sitinjau Lauik, delegasi tertahan dan bermalam hingga lebih dari 12 jam. Dari Minggu (12/5/2024) sore hingga jelang Subuh Senin (13/5/2024) rombongan delegasi baru sampai di Kota Padang,” kata Sastri menyampaikan kepada Kepala Dinas Kebudayaan dan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat.
Menurut Sastri, apa yang dialami dan dirasakan delegasi IMLF-2 dari dampak bencana longsor tersebut tentu ada hikmahnya. Delegasi yang sedianya langsung mengikuti kegiatan di Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Provinsi Sumatera Barat terpaksa menginap di atas bus yang terjebak macet.
Kepala Dinas Kebudayaan Jefrinal Arifin menyampaikan selamat kepada DPD SatuPena Sumbar yang sudah sukses menyelenggarakan IMLF-2.”Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Barat tentu turut menyampaikan terima kasih karena sudah memperkenalkan Sumatera Barat kepada para delegasi yang berasal dari berbagai negara,” kata Jefrinal didampingi Kepala UPTD Taman Budaya Sumbar Supriyadi.
Baca Juga : Kanal Khiev, Finalis Kamboja’s Got Talent akan Mempertunjukkan Tarian Spektakulernya di IMLF-2
Sekretaris IMLF-2 Armaidi Tanjung menambahkan, IMLF-2 yang diselenggarakan 8 – 13 Mei 2024 lalu diikuti delegasi dari 17 negara menampilkan 42 pembicara dalam dan luar negeri, 34 pelukis, 32 buku diluncurkan dan bazar yang diikuti 20 UMKM di Padang dan 20 UMKM di Batusangkar. Tema kegiatan Cultural Literacy for Peace and Prospertiy.
“IMLF-2 diawali dengan workshop Journaling, kolaborasi pertunjukan kesenian dengan Fakultas Bahasa dan Seni UNP, pembukaan pameran lukisan, foto dan peluncuran buku di UPTD Taman Budaya Sumbar, welcome dinner di istana gubernur Sumbar, seminar international dan bincang santai literasi ekonomi di Bank Indonesia, pertemuan khusus penulis dan penyair, seminar internasional di Batusangkar, makan bajamba, menyaksikan pacu jawi dan makan di tangah sawah, menikmati pemandangan di kampung terindah, malam pertunjukan di lapangan Cinduamato Batusangkar,” tutur Armaidi menambahkan.