Tanggapan Warga Milenial Tentang Kreativitas ‘Warga Milenial’

Warga Milenial

Milenianews.com, Solo – Perkembangan zaman yang pesat menghantarkan bangsa Indonesia kepada kekhawatiran terhadap masa depan bangsa. Berbagai kekhawatiran muncul dan membuahkan topik baru dalam negeri.

Generasi milenial sebagai pewaris negeri selalu menjadi sorotan. Berbagai aspek kehidupan memberikan berbagai pertanyaan mengenai persiapan generasi milenial dalam menghadapi perkembangan zaman. Semua jawaban tersebut pada akhirnya menuntut generasi milenial untuk terus berkarya.

Kreativitas tanpa batas adalah hal yang diharapkan dari diri seorang generasi milenial, dan mereka juga menyadarinya.

Seorang siswa KMI Nahdhotul Mualimat, Faishal Nur Aziz menanggapi, “Kreativitas anak bangsa itu sudah ada, bahkan dapat dikatakan selalu ada. Cuma barangkali bentuknya sudah berubah, karena zaman kami sudah berubah. Kami mengahadapi intenet, media sosial, dan itu tentunya mengakibatkan perubahan juga pada aktivitas kami,” tuturnya, pada Jum’at (15/02) di pepustakaan Kota Surakarta.

Masih berbicara mengenai kekreativitasan anak bangsa, menurut Anis Suci Nurafni, seorang mahasiswi UNS jurusan Manajemen administrasi sekaligus Mawapes UNS tahun 2018 tersebut berterus terang mengenai kreativitas anak bangsa.

“Kreativitas produk anak bangsa itu udah bagus. Anak bagsa itu kreatif, hanya saja kekreativitasan kurang diapresiasi. Ok, sekarang kita sudah mempunyai Be Craft. Namun itu masih cenderung untuk mempelajari bagaimana membangun start up yang ada, dan itu saja belum teroptimalisasi. Kreatif yang selama ini diperhatikan pemerintah seringkali berupa sart up dalam memulai usaha, sedangakan kekreativitasan yang dapat mendorong kemajuan bangsa kurang mendapat perhatian,” ujarnya.

Dalam mendorong kekreativitasan sendiri, seorang siswa SMAN 3 Boyolali, Muhammad Shoma Ma’rifatullah menjelaskan bahwa apresiasi pemerintah dan dukungan masyarakat sangatlah penting.

“Jika kita fikirkan, kekreativitasan anak bangsa seharusnya dapat dikembangkan. Pelu kita tahu Indonesia memiliki potensi yang sangat besar. Contohnya saja banyak brand internasional seperti kaos jersey MU (Manchester United) itu di produksi di Indonesia, asli di Boyolali. Namun sayangnya sedikit yang mengetahui. Sehingga dalam melatih kekreativitasan anak bangsa, setidaknya ada dua hal yang harus kita mulai. Petama, lingkungan kondusif, dan kedua regulasi yang kondusif,” katanya saat dihubungi, Jum’at (22/2).

Masih menurut Anis, mengenai tindak lanjut dalam mendukung kekreativitasan anak bangsa. “Saya sebagai generasi milenial juga beranggapan bahwa dalam menciptakan kreativitas anak bangsa harus lah didukung oleh pemerintah dan masyarakat. Masyarakat juga harus menambah wawasan mengenai kreativitas bangsa tadi, sedangkan pemerintah sendiri seharusnya dapat lebih mengapresiasi hasil kekreativitasan anak bangsa. Jangan sampai kreativitas anak bangsa tersia-siakan. Kurangnya apresiasi pemerintah terbukti membuat banyak kreativitas anak bangsa justru memajukan negara lain. Dengan apresiasi tersebut, saya rasa kreativitas anak bangsa dapat memajukan Indonesia,” ungkapya, Minggu (24/02). (Amrita/APW)         

Respon (2)

  1. Sangat menambah wawasan saya! Sebagai orang tua saya jadi paham seberapa galaunya anak milenial sekarang ini. Lapangan kerja dikit tapi yang kreatif juga tdk terfasilitasi. Minimnya cinta produk sendiri juga pengaruh utama.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *