Milenianews.com, Padang— Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan-IPB University, Prof. Dr. Ir Rokhmin Dahuri MS menegaskan pentingnya menanamkan nilai-nilai kebangsaan khususnya dalam rangka menyambut Indonesia Emas 2024. “Nilai-nilai kebangsaan yang pada hakekatnya merupakan nilai yang disepakati dan dipandang baik, yang melekat pada setiap warga negara Indonesia berupa norma-norma dan etika kebaikan yang terkandung menjadi ciri kepribadian bangsa Indonesia yang bersumber dari nilai-nilai Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika,” kata Prof. Rokhmin pada FGD “Menanamkan Nilai-Nilai Kebangsaan di Perguruan Tinggi pada Era Globalisasi” yang digelar oleh Universitas Negeri Padang (UNP), di Padang, Kamis (29/8/2024).
Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan 2001–2004 itu menjabarkan peran Civitas Akademika khususnya UNP dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan di era globalisasi. Yakni:
- Pendidikan dan Kurikulum: Mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila ke dalam kurikulum dan kegiatan akademik
- Diskusi dan Seminar: Mengadakan diskusi, seminar, dan workshop yang membahas tentang pentingnya nilainilai kebangsaan dan implementasinya dalam konteks global saat ini
- Kegiatan Ekstrakurikuler: Terlibat dalam kegiatan ekstrakurikuler yang mempromosikan nilai-nilai kebangsaan (organisasi kemahasiswaan, kegiatan sosial, dan komunitas budaya)
- Penelitian dan Publikasi: Melakukan penelitian tentang isu-isu kebangsaan untuk memberikan wawasan dan solusi terhadap tantangan yang dihadapi bangsa di era globalisasi.
- Kolaborasi dengan komunitas: Bekerjasama dengan komunitas lokal dan nasional untuk memperkuat nilainilai kebangsaan dan mempromosikan dialog antarbudaya
- Pengembangan Kepemimpinan: Menyiapkan mahasiswa untuk menjadi pemimpin masa depan yang memiliki pemahaman yang kuat tentang nilai-nilai kebangsaan dan dapat menerapkannya dalam kebijakan dan tindakan mereka.
- Penggunaan Media dan Teknologi: Memanfaatkan media sosial, website universitas, dan aplikasi lainnya untuk menyebarluaskan pesan-pesan kebangsaan.
Dalam makalahnya yang berjudul “Menanamkan Nilai-nilai Kebangsaan di Perguruan Tinggi pada Era Globalisasi Menuju Indonesia Emas 2024”, anggota Dewan Pakar ICMI Pusat itu memaparkan lima profil alumni perguruan tinggi yang sukses dan bahagia hidup dunia-akhirat:
- Kompeten dan menguasai IPTEK sesuai bidang ilmu (Prodi, Fakultas) semasa kuliah (Hard Skills).
- Menguasai teknologi digital dan informasi (komputer, HP, dan platform lain) (Hard Skills).
- Menguasai sedikitnya satu bahasa asing (Inggris, Arab, Mandarin, dan lainnya) (Soft Skills).
- Memiliki Soft Skills (Emotional, Social, and Spiritual Quotient) yang unggul: motivasi tak pernah kering; kerja terbaik; teamwork (kerja sama); networking (silaturrahim), positive thinking and attitude, dan akhlak mulia.
- IMTAQ kokoh menurut agama masing-masing, dan menghormati serta hidup harmonis dengan pemeluk agama lain.
Kondisi Pendidikan Tinggi Indonesia
Ketua umum Masyarakat Akuakultur Indonesia (MAI) itu juga mengungkapkan, sejatinya, kondisi Pendidikan Tinggi di Indonesia sedang tidak baik-baik saja. “Dari 104 Perguruan Tinggi (PT) yang mendapatkan status akreditasi institusi unggul dari BAN-PT (Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi), tidak ada satupun yang masuk dalam jajaran 100 besar (terbaik) PT berkelas dunia (World Class University) versi QS World University Ranking (WUR) maupun Times Higher Education (THE),” ujarnya dalam rilis yang diterima Milenianews.com.
Prof. Rokhmin membandingkan dengan Malaysia yang sudah sejak lama memiliki satu PT yang bertengger di jajaran 100 besar dunia versi QS WUR, yakni University of Malaya (UM) yang berada di peringkat ke-60 dunia. Sementara itu, Singapura memiliki National University of Singapore (NUS) yang bertengger di peringkat-8 dunia, dan Nanyang Tehcnological University (NTU) di peringkat-15 dunia.
“Sedangkan Indonesia baru bisa menempatkan 5 PT yang berada di 500 besar dunia: UI (ke-206), UGM (239), ITB (256), UNAIR (308), dan IPB (426),” papar Prof. Rokhmin.
Baca Juga : Prof. Rokhmin Dahuri: Kedaulatan Pangan Kunci Kemandirian dan Kemakmuran Bangsa
Anggota Dewan Pakar MN-KAHMI itu menjelaskan kriteria (fitur) utama QS WUR: (1) Reputasi Akademik (40%), (2) Reputasi Dosen (10%), (3) Rasio Mahasiswa – Fakultas (20%), (4) Ideks Sitasi per Fakultas (20%), (5) Rasio Dosen Intrenasional di Fakultas (5%), dan (6) Rasio Mahasiswa Internasional (5%).
“Sedangkan kriteria utama THE adalah: (1) Pembelajaran (29,5%), (2) Lingkungan Penelitian (29%), (3) Kualitas Penelitian (30%), (4) Industri (4%), dan (5) International Outlook (7,5%),” ujarnya.