News  

Prof. Rokhmin Ungkap Solusi  dan Kolaborasi Penta Helix  untuk Memajukan Kabupaten Cirebon

Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan-IPB University, Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri MS menjadi narasumber FGD “Penyiapan RPJMD Kab. Cirebon 2025 – 2030”  yang diadakan oleh Pemerintah Kabupaten Cirebon, di Cirebon, Rabu (19/6/2024). (Foto: Dok RD Institute)

Milenianews.com, Cirebon—Kabupaten Cirebon berpeluang besar untuk maju, sejahtera dan mandiri.  “Ada tiga  langkah strategis untuk menciptakan produktivitas dan daya saing, sehingga Kabupaten Cirebon  bisa maju, sejahtera dan mandiri,” kata  Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan-IPB University, Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri MS, saat menjadi narasumber Focus Group Discussion  (FGD) “Penyiapan RPJMD Kab. Cirebon 2025 – 2030”  yang diadakan oleh Pemerintah Kabupaten Cirebon, di Cirebon, Rabu (19/6/2024).

Langkah strategis pertama, kata putra asli Cirebon itu , menjadi tuan rumah yang baik (be a good host) bagi pelanggan daerah (rakyat, wisatawan, investor, dan talented people).

Kedua, memperlakukan pelanggan secara baik (treat your customers/guests properly). “Ketiga, membangun sebuah ‘rumah’  yang nyaman bagi pelanggan (building a home sweet home),” ujar Prof. Rokhmin dalam rilis yang diterima Milenianews.com.

Salah satu yang ditekankan oleh Prof. Rokhmin adalah pentingnya kolaborasi Penta Helix untuk mewujudkan Kabupaten Cirebon dan Indonesia  Emas 2045. Kolaborasi Penta Helix itu mencakup masyarakat, swasta, pemerintah, ilmuwan, dan media massa,” kata Prof. Rokhmin yang membawakan makalah berjudul  “Cetak Biru Pembangunan untuk Meningkatkan Daya Saing dan Pertumbuhan Ekonomi Berkualitas Menuju Kabupaten Cirebon yang Maju, Sejahtera, Ramah Lingkungan, dan Berkelanjutan”.

Petama,  masyarakat (rakyat, UMKM):

  • Beretos kerja unggul (seperti rajin, kerja keras, disiplin, dan tim kerja); berkhlak mulia (shidiq, amanah, fathonah, tabligh, qonaah, dan Imtaq); dan meningkatkan kapasitas serta kualitas (pengetahuan, keterampilan, dan keahlian) mulai dari diri kita sendiri. Kemudian tularkan kepada keluarga, masyarakat, dan bangsa (mulai dengan diri sendiri; berpikir global, bertindak lokal).
  • “Pengembangan investasi dan bisnis di berbagai sektor ekonomi, sesuai potensi lokal, peluang pasar, dan kecintaan (passion) kita. Untuk menciptakan lapangan kerja, meningkatkan volume produksi goods atau barang (komoditas, produk) dan services (jasa) baik untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun ekspor, dan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Pendapatan pemilik dan karyawan > USD 480 (Rp 7,5 juta)/orang/bulan.  Berdasarkan perhitungan: USD 3,2/orang/hari (garis kemiskinan Bank Dunia) atau USD 96/orang/bulan x 5 orang (rata-rata ukuran RT) dan asumsi yang bekerja hanya ayah atau ibu,” papar Prof. Rokhmin yang juga ketua umum Masyarakat Akuakultur Indonesia  (MAI).

Baca Juga : Focus Group Discussion “Diseminasi Gerakan Konsumsi Pangan Lokal” Kalbar, Prof Rokhmin  Bahas Tiga Pilar Ketahanan Pangan

Kedua, swasta (perusahaan besar, industri):

  • Berupaya maksimal agar perusahaannya mampu menghasilkan barang jasa atau barang yang berdaya saing tinggi (QCD = Quality, Cost, dan, Delivery) untuk memenuhi pasar domestik (nasional) maupun ekspor secara berkelanjutan. “Sehingga, menghasilkan keuntungan besar (highly profitable) secara berkelanjutan,” kata Prof. Rokhmin yang juga ketua Dewan Pakar MPN (Masyarakat Perikanan Nusantara).
  • Gaji karyawan swasta dan ASN > USD 480 (Rp 7,5 juta)/bulan.
  • Program DIKLATLUH untuk karyawan dalam rangka up-skilling atau re-skilling (pembanggunan kapasitas) secara reguler dan berkesinambungan.
  • Keuntungan harus diinvestasikan di dalam negeri (jangan disimpan di luar negeri).
  • Investasi R & D (penelitian dan pengembangan) supaya produk perusahannya inovatif dan berdaya saing.

Ketiga, pemerintah:

  • Punya konsep (Road Map, Blueprint, RPJP (Rencana Pembangunan Jangka Panjang) dan RPJMN  (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional) pembangunan yang holistik dan benar serta dilaksanakan secara berkesinambungan.
  • Pembangunan bidang ekonomi.
  • Pembangunan sumberdaya manusia (SDM): sektor-sektor kesehatan, pendidikan, R & D, dan agama.
  • Pembangunan infrastruktur.
  • Penciptaan iklim investasi dan kemudahan berbisnis (Ease of Doing Business) yang kondusif: perizinan, keadilan dan penegakan hukum, dan lain-lain.
  • Tata Kelola Pemerintahaan yang Baik (Good Governance): profesional, melayani, transparan, akuntable, dan bebas KKN.
  • Kebijakan politik ekonomi kondusif (RTRW, fiskal, moneter, perdagangan, ketenagakerjaan, dan pemilu).
  • Capable, Strong, dan Good Leaders (Eksekutif, Legislatif, dan Yudikatif).

Keempat, ilmuwan (dosen dan peneliti) dan ulama:

  • Menghasilkan penemuan  dan inovasi  di berbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek)  sesuai kebutuhan bangsa dan masyarakat dunia.
  • Ilmuwan dan ulama berkontribusi siginifikan untuk membangun SDM Indonesia yang unggul, kompeten, capable, beretos kerja tinggi, berkhlak mulia, dan memiliki Imtaq (iman dan taqwa)  kokoh menurut agama masing-masing.
  • Melakukan amar ma’ruf nahi munkar di tengah-tengah masyarakat.

Kelima, media massa:

  • Menyebar luaskan hal-hal positip: penemuan, inovasi, prestasi orang, model bisnis yang sukses, model pembangunan yang berhasil, dan lain-lain.
  • Mencegah dan mengatasi hal-hal negatip: kebohongan, ketidak-jujuran, penghianatan, kriminalitas, premanisme, narkoba, perjudian, KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme), dan lain-lain.
  • Berkontribusi signifikan dalam mewujudkan masyarakat meritokrasi (kehidupan berbangsa dan bernegara barazaskan merit system), berkahlak mulia, dan ber-Imtaq menurut agama masing-masing.
  • Menjaga kerukunan dan keharmonisan antarpemeluk agama.

Prof. Rokhmin mengawali makalahnya dengan membahas kunci sukses pembangunan wilayah; Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk menjadi negara-bangsa yang maju, adil-makmur, dan berdaulat; pencapaian dan status pembangunan bangsa Indonesia; dan permasalahan dan tantangan menuju Indonesia Emas 2045.

Baca Juga : Berikan Studium Generale, Prof.  Rokhmin Sampaikan Rekomendasi untuk Universitas Tanjungpura

Kemudian, menteri Kelautan dan Perikanan 2001-2004  itu  membahas pencapaian dan status pembangunan Kabupaten Cirebon; potensi dan tingkat pembangunan Kabupaten Cirebon; kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman Kabupaten Cirebon.

Pada bagian akhir makalahnya, anggota DPR-RI Terpilih 2024 itu  mengupas blue print pembangunan Kabupaten Cirebon; dan kolaborasi Penta Helix untuk kemajuan Kabupaten Cirebon.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *