Meminimalisir Risiko Pengangguran Bagi Mahasiswa Setelah Lulus Kuliah

Milenianews.com, Mata Akademisi– Salah satu permasalahan ekonomi yang dihadapi oleh banyak negara di  seluruh dunia adalah pengangguran, dan Indonesia pun tak luput dari permasalahan itu. Dan pengangguran merupakan salah satu tantangan ekonomi yang besar dan dapat memberikan dampak yang serius pada individu, masyarakat dan negara secara keseluruhan.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS),  tingkat pengangguran terbuka atau (TPT) pada Agustus 2023 terdapat 7,86 juta orang pengangguran atau setara tingkat pengangguran terbuka.  Dari jumlah tersebut sekitar 3,5 juta orang adalah lulusan perguruan tinggi (sarjana dan diploma). Dan ini berarti bahwa sekitar 40% dari pengangguran di Indonesia adalah lulusan sarjana.

Untuk data penganguran dari lulusan perguruan tinggi ini meningkat dari tahun sebelumnya. Tentunya data ini bukanlah sebuah kabar yang menyenangkan untuk kita, dikarenakan lulusan perguruan tinggi diharapkan dapat menjadi sumber daya manusia (SDM)  yang ungul untuk menopang perekonomian nasional, bukannya untuk menjadi beban negara secara terus-menerus. Apabila kita mengkaji lebih lanjut, kita menemukan data yang tidak kalah menarik, bahwasanya setiap tahun dihasilkan sekitar 1,7 juta sarjana baru se-Indonesia. Dan dari jumlah tersebut,  menurut survei Indonesia Career Center Network (ICCN) pada tahun 2017, mengatakan ternyata terdapat sekitar 87% mahasiswa Indonesia merasa salah dalam mengambil jurusan saat berkuliah.

Menurut salah satu penelitian, banyaknya mahasiswa yang menjadi pengangguran setelah mereka lulus dari perkuliahan salah satu penyebabnya adalah salah dalam mengambil jurusan saat perkuliahan. Dan penyebab mereka salah dalam mengambil jurusan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya adalah paksaan dari orang tuanya, mengikuti teman-temannya dan mengikuti trend jurusan pada saat itu. Maka dari beberapa faktor tersebut mengakibatkan mahasiswa kuliah tidak sesuai dengan minat dan bakatnya. Yang mana faktor tersebut akan berdampak kurang bagus pada saat perkuliahan berlangsung   maupun setelah mereka lulus kuliah. Misalnya kalau pelajaran kian sulit dan menumpuknya tugas-tugas dari dosen, maka bisa menyebabkan mahasiswa malas mengerjakan tugas dan mengikuti perkuliahan. Dan yang akan lebih parahnya lagi adalah mahasiswanya bisa stres dan berakhir dengan berhenti kuliah di tengah jalan.

Secara tidak langsung, hal ini akan berdampak juga pada peningkatan pengangguran di Indonesia. Dikarenakan mahasiswa salah dalam mengambil jurusan ketika berkuliah, dan disebabkan oleh banyaknya mahasiswa yang belum mengetahui minat dan bakatnya sebelum memasuki jenjang perguruan tinggi. Sehingga,  banyak yang salah jurusan ketika masuk di perguruan tinggi. Hal ini akan menjadi masalah bagi mahasiswa itu sendiri ketika ia sadar bahwa jurusan yang diambil tidak sesuai dengan minat dan bakatnya. Dan ini juga akan membuat banyak   mahasiswa yang tidak menyelesaikan perkuliahannya dikarenakan menjalankan perkuliahan tidak sesuai dengan minat dan bakatnya.

Tahapan Manajemen Risiko

Menurut sebuah buku Karya J.D. Frame (2003), disebutkan bahwa tahapan dalam manajemen risiko terbegi dalam lima tahapan atau langkah, yaitu : perencanaan risiko, identifikasi risiko, mengukur dampak risiko secara kualitatif dan kuantitatif, merancang strategi penanganan risiko dan pengawasan atau pengandalian risiko. Dengan mahasiswa menerapkan manajemen risiko sesuai dengan tahapan-tahapan yang telah disebutkan tadi secara baik dan benar sebelum mereka memasuki jenjang perkuliahan. Dan walaupun mereka tidak menerapkan semua tahapan tersebut, maka setidaknya mereka telah berupaya untuk meminimalisir risiko pengangguran ketika mereka lulus dari perkuliahan nanti.

Maka dari itu, menurut penulis pemilihan jurusan kuliah merupakan langkah yang sangat penting dalam membangun karir dan masa depan seorang mahasiswa. Sayangnya, terkadang kesalahan dalam memilih jurusan dapat berakibat fatal, dan salah satu akibatnya adalah pengangguran. Pemilihan jurusan yang tepat sangat penting karena akan menciptakan Peningkatan pengatahuan dan keahlian seorang mahasiswa yang sesuai dengan minat dan bakatnya. Dan sayangnya juga, beberapa mahasiswa membuat keputusan tanpa mempertimbangkan sesuatu terlebih dahulu, yang mana akhirnya dapat mengarah pada kesulitan mendapatkan pekerjaan pasca kelulusannya.

Secara tidak langsung, pemilihan jurusan yang tepat akan memainkan peran penting dalam membangun karir dan masa depan seseorang mahasiswa. Kesalahan dalam memilih jurusan tidak akan hanya berdampak pada mahasiswa itu sendiri, melainkan juga berdampak ke pada negara dan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan, karena akan menciptakan penganguran dari sebab salah dalam memilih jurusan. Dengan mempertimbangkan dengan cermat sesuai minat, bakat dan kemampuan pribadi, maka kita dapat menghindari dampak negative dari salah jurusan dan membuka pintu menuju kesuksesan karir yang kita inginkan.

Penulis: Muhammad Alfarisi, Mahasiswa Sekolah Tinggi Ekonomi Islam SEBI

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *