Tantangan dan Peluang Generasi Milenial di Era ‘Digital’

Seminar BSI Digination UBSI

Milenianews.com, Tangerang – Penggunaan internet di Indonesia di dominasi generasi milenial dengan kisaran usia 18-24 tahun. Data Asosisasi Penyelenggara Jaringan Internet Indonesia (APJII) tahun 2018 menunjukkan, pengguna internet di Indonesia mencapai 171,17 juta jiwa.

Dari data itu juga, menunujukkan layanan akses di sosial media lebih banyak pada aktivitas pesan instan (chatting). Tak heran jika dunia digital menjadi tempat pemasaran menjanjikan saat ini. Banyak sekali produk atau jasa yang dipasarkan lewat akses media sosial.

Tak hanya itu, digitalisasi dewasa ini, sudah merambah ke berbagai bidang. Mulai dari industri, lembaga pendidikan, promosi, lembaga pemerintahan dan lainnya.

Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI) menggelar Seminar Nasional BSI Digination sebagai upaya kontribusi dalam memajukan negeri. Kampus yang berbasis IT ini, selalu berinovasi dalam pemenuhan kualitas.

Baca Juga : Rayakan 32 tahun BSI, Seminar Nasional BSI Digination digelar di UBSI Tangerang

Tantangan dan Peluang Generasi Milenial

Peserta Terlihat Antusias
Foto : Peserta Terlihat Antusias mengikuti acara seminar BSI Digination di UBSI Tangerang.

Seminar yang digelar di Aula UBSI Tagerang, di jl. Gatot Subroto no.8 Kec. Karawaci, Tangerang, Banten, Rabu (4/3) ini, memberi pemahaman dan semangat bagi para generasi milenial mempersiapkan bekal untuk masa depan mereka.

Sebagaimana tema yang diusung ialah ‘Era Digital : Tantangan dan Peluang Generasi Milenial’. Tentu, upaya tersebut, hasilnya akan memberi dampak terhadap peningkatan kualitas SDM nya.

Seminar menghadirkan dua pemateri, yakni Damai Argakasih Lazuardini selaku Vice Presiden Commercial Famous All Stars dan Rety Palupi selaku Head Digital Marketing BSI Group.

Rety salah satu pembicara menjelaskan, lulusan SMA/K akan kalah dengan lulusan Sarjana dalam hal pendapatan. Namun, jika mengambil jalan wirausaha, akan membuat peluang keduanya sama. Perlu komitmen dan ketekunan yang akan mempermudah dalam membangun kesuksesan.

“Kuliah, kerja atau kuliah sambil kerja semua itu pilihan kalian semua. Asalkan sudah tahu konsekuensinya,” katanya pada para pesert seminar.

Dalam hal ini, lulusan SMA/K maupun sarjana, tetap memiliki peluang yang sama besar dalam meraih kesuksesan, namun, lulusan sarjana biasanya berpikir lebih berkembang dan lebih banyak pengalaman.

Seseorang bisa lebih sukses bahkan, hanya menjadi seorang influencer. Karena media sosial bisa menjadi tempat untuk membangun personal branding diri sendiri. Semua yang di-publish di sosmed, akan mempengaruhi orang lain dalam menilai seperti apa diri kita. Jika bagus, akan laku.

Perkembangan digital, juga mempengaruhi gaya atau style dalam berpakaian. Dulu, pakaian menjadi sebuah identitas seseorang. Namun sekarang, hanya melihat trend, itu yang menjadi pilihan. Bahkan bisa menciptakan trend sendiri.

Atas dasar tersebut, Rety pun menyarankan agar bijak dalam menggunakan sosial media. “Dalam menggunakan sosmed, saat posting dapat banyak like, akan membuat perasaan kita senang. Begitu pun sebaliknya. Instagram menjadi sosmed yang membuat kecanduan. Jadi apapun itu, sesuaikan porsinya, jangan berlebihan” jelasnya.

Tips Mencegah Hoax

Seminar Nasional BSI Digination
Foto : Retyn Palupi sedang memberikan materi di seminar BSI Digination. Rabu (4/3).

Dampak lain saat ketergantungan terhadap media sosial, muncul juga banyak istilah seperti Bucin, Baper dan Kepo. Ketiganya akan membuat seseorang merasa malu, jika dinilai seperti itu oleh orang lain.

Sosmed juga menjadi sumber informasi yang cepat. Terkadang, orang-orang mencari informasi dan pemberitaan dari sana. Karena tak mudah dikontrol, muncullah istilah hoax atau kabar miring yang tak jelas sumbernya bertebaran.

Sebagai generasi milenial, Rety pun memberi tiga cara untuk menangkal hoax. “Saring sebelum sharing, laporkan atau berhenti di kita, lawan dengan berita positif,” paparnya.

Dengan membuat kampanye-kampanye positif di dunia digital, juga bisa membuat perubahan besar yang memunculkan aksi nyata.

“Di Australia banyak kematian konyol yang terjadi. Pemerintah Australia membuat kampanye dengan konten kreatif berupa sebuah lagu dengan video klip menarik guna menekan angka kematian konyol tersebut. Hasilnya, 20 persen dari angka kematian tersebut berkurang,” ujar Rety.

Baca Juga : Seminar BSI Digination UBSI Kampus Bogor Menuai Komentar Positif Siswa

Kematian konyol yang dimaksud seperti, melompat dengan sengaja ke rel kereta api, lupa mematikan kompor dan hal-hal sepele yang sebenarnya bisa dicegah tanpa dampak yang fatal bahkan sampai menyebabkan kematian.

Salah satu peserta dari SMK Bhakti Mulya Tangerang mennyebut, gelaran BSI Digination sangat keren dan menarik. Ia pun ingin acara seperti ini terus digelar tak hanya sekali.

Materi yang didapat setelah seminar, membuatnya terdorong dalam membangun sebuah bisnis di dunia digital.

“Tertarik mau kerja online bikin olshop (online shop– toko online) gituh, sekarang zamannya medsos jadi lebih gampang aja. Pegang hp, media sosial, udah dapat uang sendiri. Acaranya keren sih, gak bosen pembicaranya juga keren-keren,” katanya dengan penuh semangat. (Ikok)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *