Oleh: Hadi Suroso
Aku bertanya pada senja
Mengapa bias rasaku tiba-tiba merona
Saat ku toleh ke semburat jingganya
Rindupun kembali hadir mengarak angan lintasi masa
Mengurai kisah yang telah ku kubur bersama lebur mengiringi kepergianmu saat itu
Usai sudah kisahku kisahmu dalam balutan pilu
Tak mudah bagiku lalui hari-hari setelahnya
Meski bertabur hibur kerap datang tawarkan bahagia
Hampa di hatiku begitu lekat tak mau sirna
Dan aku…hanyalah sebuah raga tanpa jiwa
Pernah ku ingin sungguh berhenti dari semua tentangmu
Sadari semua tentangmu tak lagi kumiliki
Sekian purnama waktu berlalu
Sekuat-kuatnya ku terus menepis coba untuk berhenti
Namun bukannya bisa yang kudapati
Malah semakin nyata bayangmu menggila di benakku
Ku tertatih merangkai kepingan hatiku yang patah
Ku terseok lalui hari-hariku yang payah
Nyatanya…
Enyahkanmu dari bilik hatiku jauh dari mudah
Sungguh ku tak sanggup berhenti dari semua yang telah aku akhiri
Ku tak mampu usir semua yang aku ingini pergi
Aku terkulai oleh keputusan karena egoku sendiri
Dan kamu…
Entah dimana kini
Seperti aku yang tak bisa berhenti
Atau
Telah merengkuh bahagiamu tanpa namaku tersisa di hati
Kini kepada senja ini biarkan ku mengadu
Tak terelakkannya bisik gemuruh risau rasaku
Seraya pesan hati ini ingin kutitipkan
Harap akan tiba dan sampai kepadamu
Biar sekedar kamu tahu
Bahwa semua tentangmu adalah keindahan yang telah aku sia-siakan
Hadi Suroso. Biasa dipanggil Mr/Mas Bob. Aktivitas keseharian, mengajar Math Cambridge di sekolah Bosowa Bina Insani Bogor, guru Bimbel dan juga guru privat SD sampai SMA untuk persiapan masuk PTN. Mulai menyukai menulis sejak satu tahun terakhir, khususnya Puisi dan Refleksi kehidupan sebagai percikan hikmah. Menulis bisa kapan saja, biasanya saat muncul gagasan dan keinginan untuk menuangkannya dalam bentuk tulisan. Menulis merupakan bagian dari mengasah jiwa dan menggali hikmah.