Mengenang Sosok Gadis Berdikari

Mengenang Sosok Gadis Berdikari (1)

Oleh: Dea Affriyanti

Pantulan cermin atas retina yang berulang kaliku agah

Dulunya adalah putri malu yang sungkan merekah

Meminta agar tak menjadi sosok yang pongah

Meski dikelilingi prabu si buta warna yang gegabah

 

Hai bung…

Aku mencuci pandanganmu bung

Paham sekali akan titik celaka yang terselubung

Gumamku hingga perut  kembung

 

Sembagi arutala dan para lansia yang dulunya gemar berlila

Tetap saja mahal harganya seperti buah pala

Tak perlu bertanya apakah mereka gila akan piala

Padahal tersdesak-desak akan tangan yang menunjuk sembari duduk bersila

 

Pelita atau juita?

Apakah tujuanmu meramaikan kantor berita?

Agar sukma shanti ini semakin menderita

Atau ingin esensi diri terkenal dengan gegap gempita?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *