Oleh Hadi Suroso
Di tumpukan kenangan yang tak ingin lagi terulang, aku menyusuri jejak terserak tentang apa yang dulu pernah kita rajut. Kita saling mengisi sisi kurang yang ada , lalu menggenapkan pada sisi lebih untuk menjadi utuh. Sempurnanya cinta kita_kala itu.
Ada seberkas rindu yang samar jika teringat masa-masa itu. Masa indah saat bunga-bunga cinta bermekaran di taman hati kita, bertabur penuh keindahan.
Kaulah nama yang selalu kusebut di setiap doaku. Meski gigilnya malam kerap terasa menusuk hingga ke tulang, di antara larik kalimat semoga yang kupanjatkan, senyum manismu kubiarkan membayang. Pertanda khusuknya tengadahku kutujukan hanya untukmu.
Sungguh…kaulah satu-satunya dermaga tempat sepenuh cintaku itu berlabuh.
Tapi itu dulu
Sebelum semuanya berubah. Sebelum segalanya berantakan.
Sejak kau tiba-tiba berputar haluan, kita tidak bisa lagi sejalan, aku terhenyak dan nafasku tersengal sesak. Kau yang selalu di sisiku berjalan beriring, nyatanya malah membuat hatiku hancur berkeping.
Akupun nyaris ambruk diamuk rasa sakit yang berkecamuk. Begitu memilukan. Kau akhiri sepihak tanpa sepatah kata yang menjelaskan.
Kenyataan pahit ini sungguh tak kuduga, dan aku harus menerima dengan hati terpaksa rela.
Aku berusaha tampak baik-baik saja di tengah hujan lara yang terus menghujam tiada jeda. Aku hampir kehilangan kendali diri. Tak terbayang betapa letihnya aku mesti menata kembali hati yang telah terberai patah dalam ribuan kepingan jumlah.
Dan aku tertatih mesti merangkak bangkit dari keterpurukan itu dalam kepura-puraan yang sempurna. Biasa saja seperti tidak pernah terjadi apa-apa.
Bogor, 11032024
Hd’s
Hadi Suroso. Biasa dipanggil Mr/Mas Bob. Aktivitas keseharian, mengajar Math Cambridge di sekolah Bosowa Bina Insani Bogor, guru Bimbel dan juga guru privat SD sampai SMA untuk persiapan masuk PTN. Mulai menyukai menulis sejak satu tahun terakhir, khususnya Puisi dan Refleksi kehidupan sebagai percikan hikmah. Menulis bisa kapan saja, biasanya saat muncul gagasan dan keinginan untuk menuangkannya dalam bentuk tulisan. Menulis merupakan bagian dari mengasah jiwa dan menggali hikmah.