Puisi  

Cinta Tak Lekang di Tubuh Masa

Oleh: Hadi Suroso

Masih seperti dulu. Tidak ada yang berubah. Tepat satu windu sejak terakhir kita saling menggenggam tangan. Sejak semua yang telah kita tambatkan mesti kita lepaskan. Lukisan namamu tetap memenuhi ceruk hati ini.

Memang perpisahan itu tak pernah kita inginkan. Pun akhir cerita pilu itu juga tak kita harapkan. Sekalipun hati kita menolak, nyatanya kita tak sanggup melawan peliknya kenyataan takdir yang ditetapkan. Kita menyerah kalah dan akhirnya mesti berpisah. Kita sama-sama memaksa diri untuk saling merelakan, bersama derai luruh mengiringi langkah kita yang harus berbeda arah.

Rupanya cinta tak selalu cukup untuk mematahkan segala rintang yang menghadang.

Delapan tahun sudah kita tak lagi bersama. Entah kisah apa yang kini menjadi ceritamu. Harapku, biarlah cerita-cerita indah yang memenuhi buku harianmu.

Sekian waktu itu aku menjalani hari-hari tanpamu. Tak kupungkiri rasa hampa kerapkali datang mendera. Lebih-lebih jika sekelebat bayangmu menyelinap di pelupuk mata. Seketika anganku terbang menembus ruang dan waktu, seakan kamu ada di sisiku.

Kamu adalah pijar masa lalu yang cahayamu tetap memancar hingga saat ini.

Nyatanya cinta yang mengakar tak mudah lekang di tubuh masa. Dan akulah pemeran utamanya pada kisah romansa yang fana.

Mungkin delapan tahun bukan waktu yang sebentar. Cukup bagi siapapun untuk berubah.   Aku tak tahu bagaimana denganmu. Namun untukku…., kupastikan aku masih seperti dulu yang kamu kenal. Tidak ada yang berubah. Kamulah satu-satunya yang menetap di hati.

Lalu jika kini kamu tidak lagi seperti yang dulu, atau kini kamu telah ada di bahagia yang lain, ku harap genggamlah terus bahagiamu itu. Aku pasti turut bahagia, Sebab sejatinya bahagiaku cuma satu..memastikan kamu bahagia.

 

Bogor, 05112024

Hd’s

 

Profil Penulis:

Hadi Suroso. Biasa dipanggil Mr/Mas Bob. Aktivitas keseharian, mengajar Math Cambridge di sekolah Bosowa Bina Insani Bogor, guru Bimbel dan juga guru privat SD sampai SMA untuk persiapan masuk PTN. Mulai menyukai menulis sejak satu tahun terakhir, khususnya Puisi dan Refleksi kehidupan sebagai percikan hikmah. Menulis bisa kapan saja, biasanya saat muncul gagasan dan keinginan untuk menuangkannya dalam bentuk tulisan. Menulis merupakan bagian dari  mengasah jiwa dan menggali hikmah.

Tonton podcast Milenianews yang menghadirkan bintang tamu beragam dari Sobat Milenia dengan cerita yang menghibur, inspiratif serta gaul hanya di youtube Milenianews.com.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *