Puisi  

Bukan Aku Tak Cinta

puisi bukan aku tak cinta

Oleh: Hadi Suroso

Tak berani aku berharap lebih, apalagi bermimpi. Aku hanya butuh ruang kecil di hatimu untuk sekedar memahami. Tak perlu aku perjelas, harapku kamu mengerti. Aku hanya ingin kamu tahu, ada satu hati yang cuma tertuju padamu. Namun ini bukan soal itu.

Kita memang telah dipertemukan,  tapi mungkin tidak untuk dipersatukan. Apapun yang pada akhirnya digariskan, kamu boleh meminta apa saja kepadaku. Aku akan coba kabulkan jika itu mampu melukis lengkung senyum manis bahagiamu. Tapi tolong jangan pernah memintaku untuk satu hal_berhenti mencintaimu. Yang ini aku tak bisa. Bukannya aku keras kepala atau tidak mau tahu. Tanpa kamu memintapun, aku selalu berupaya untuk menepis perasaan itu. Nyatanya aku selalu gagal. Namamu begitu lekat tersemat di lubuk hatiku terdalam. Sesak rasanya dadaku semakin dalam menyelam, untuk bisa menghapus namamu di sana.  Aku malah kehabisan nafas dan hampir sekarat.

Tak bisa kupungkiri, kamulah satu-satunya nama yang mendiami ruang hati, dan aku tak mampu mengenyahkanmu dari sana. Bias manis rautmu begitu membayang_satu dari jamaknya keindahan yang terhampar di sekujurmu. Dan aku telah menjadi penikmat sejati karya agung Tuhan yang ada melekat padamu.

Biar ku katakan…Aku tak pernah menyesal kita dipertemukan. Mengapa ? Karena aku merasakan sesuatu yang belum pernah aku rasakan dengan yang sebelum-sebelummu. Aku memang telah melewati pasang surutnya hari-hari lalu, namun di antara perasaan bahagia yang ada, tak ada satupun yang melebihi perasaanku ini kepadamu. Aku benar-benar telah jatuh hati, namun untuk berharap lebih, aku tak berani. Aku mesti mengukur diri. Ada jurang pemisah dimana kita tidak mungkin bersama. Kamu laksana pijar bintang di langit. Sementara aku hanyalah pungguk yang merindukan bulan. Satu kenyataan yang sepatutnya sama-sama kita sadari.

Lewat curahan ini aku hanya ingin kamu tahu. Setidaknya kamu tidak berpikir bahwa aku tidak peduli dengan perasaanmu. Aku hanya ingin merapikan hatiku yang tak karuan. Jika ini salah di matamu, aku sungguh meminta maaf. Biarkan aku perlahan menjauh, demi cinta yang tak mungkin kita rengkuh. Baiknya kita tetap berada di tempat kita masing-masing, meski cinta mampu menembus ruang dan waktu. Cukup saja rindu menjadi gemeringsing penakar beratnya ia bersemayam di hati kita, di sela do’a-do’a yang kita panjatkan.

Bogor, 26082024

Hd’s

Profil Penulis:

Hadi Suroso. Biasa dipanggil Mr/Mas Bob. Aktivitas keseharian, mengajar Math Cambridge di sekolah Bosowa Bina Insani Bogor, guru Bimbel dan juga guru privat SD sampai SMA untuk persiapan masuk PTN. Mulai menyukai menulis sejak satu tahun terakhir, khususnya Puisi dan Refleksi kehidupan sebagai percikan hikmah. Menulis bisa kapan saja, biasanya saat muncul gagasan dan keinginan untuk menuangkannya dalam bentuk tulisan. Menulis merupakan bagian dari  mengasah jiwa dan menggali hikmah.

 

Tonton podcast Milenianews yang menghadirkan bintang tamu beragam dari Sobat Milenia dengan cerita yang menghibur, inspiratif serta gaul hanya di youtube Milenianews.com.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *