Milenianews.com, Bogor—Sejarah mencatat banyak negara besar yang akhirnya tumbang. Banyak peradaban besar yang akhirnya mundur dan runtuh. Apa penyebabnya?
“Kitab Muqaddimah yang dikarang Ibnu Khaldun mengupas tentang kemunduran dan keruntuhan suatu negeri dan peradaban dikarenakan manusia cinta dunia,” kata Dr. Habib Abdurrahman Al-Habsy Lc, MA., saat mengisi pengajian guru dan karyawan Sekolah Bosowa Bina Insani (SBBI) di Masjid Al-Ikhlas Bosowa Bina Insani, Bogor, Jumat (19/1/2024).
Ia lalu menyebutkan, pemerintahan Dinasti Muawiyah banyak mengalami kemunduran dan akhirnya runtuh, kecuali di masa pemerintahan Khalifah Umar bin Abdul Aziz. Demikian pula Dinasti Abbasyiah dan Dinasti Utsmani. “Dinasti-dinasti itu akhirnya runtuh karena pemerintah dan rakyatnya suka kehidupan yang mewah. Semua mementingkan diri sendiri. Merusak tatanan kehidupan manusia. Pada saat yang sama, merebak ashabiah atau fanatisme golongan,” ujarnya dalam rilis yang diterima Milenianews.com.
Ia lalu menjelaskan, di masa pemerintahan Khalifah Umar bin Abdul Aziz, pemimpin dan rakyatnya takwa kepada Allah. Mereka rajin membaca Al-Qur’an dan mengikuti pengajian. “Maka rakyatnya tidak ada yang miskin, sampai-sampai tidak ada orang yang mau menerima zakat,” tuturnya.
Setelah Umar wafat, diganti oleh Yazid. Gaya kepeminpinannya berbeda sama sekali dengan Umar. Dia suka berfoya-foya. “Akhirnya kejayaan Dinasti Muawiyah runtuh,” tuturnya.
Nikmat dan Jebakan
Habib Abdurrahman menegaskan, kehidupan adalah ujian yang Allah berikan. Kenikmatan itu bisa merupakan nikmat, bisa merupakan jebakan. Dalam hal ini, Allah memperingatkan untuk orang-orang kaya, karena efeknya besar dan pengikutnya banyak. “Karena dia kaya dan banyak anak.” (QS Al-Qalam: 14)
Allah selalu mengingatkan orang-orang kaya karena mereka hidup bermegah- megahan penuh dengan kemewahan. “Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.” (QS Al-Isra: 16)
Habib Abdurrahman menegaskan, orang yang kaya itu harusnya paling banyak bersyukur kepada Allah. Seperti firman Allah di dalam Surat Saba ayat 4, yang artinya, “Supaya Allah memberi balasan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh. Mereka itu adalah orang-orang yang baginya ampunan dan rezeki yang mulia.”
“Namun sejarah mencatat, orang-orang kaya dan berkuasa malah kufur nikmat, sehingga Allah hancurkan negeri mereka, seperti ditegaskan Allah SWT di dalam Surat Al-Isra ayat 16,” ujarnya.