Milenianews.com – Tepat setelah perusahaan Microsoft mengumumkan penghentian dukungan Internet Explorer, seorang insinyur perangkat lunak di Korea Selatan memutuskan untuk membuat makam dari peramban tersebut. Pria bernama Jung Ki-young tersebut mengungkap jika ia telah mempersiapkan ini jauh sebelum Microsoft mengumumkan tanggal resmi penutupannya.
Mengutip dari laman Reuters (20/6), Jung menghabiskan uang sekitar 430.000 won atau setara Rp 4,9 juta untuk memesan batu nisan Internet Explorer.
Tugu peringatan ini menampilkan logo ikonik dari browser IE. Kemudian berisi juga epitaf berbahasa Inggris yang berisi “Ia dulu sebuah perangkat yang baik untuk mengunduh peramban lain,”.
Baca Juga : Microsoft Hadirkan Solusi Untuk Dukungan Kerja Hybrid
Kemudian di saat bersamaan, Jung menyebut jika makam peringatan ini ia buat untuk memperingati Internet Explorer yang telah berjasa besar bagi karirnya. Ia mengatakan hal ini juga terinspirasi dari hubungan benci tapi cinta yang ia rasa dengan Internet Explorer.
“Itu (Internet Explorer) menyebalkan, tapi saya menyebutnya hubungan cinta-benci karena Explorer sendiri pernah mendominasi sebuah era,” ujar Jung.
Selain itu, ia menambahkan, untuk memastikan situs dan aplikasi yang ia buat bisa berjalan di Internet Explorer memerlukan waktu yang lebih lama daripada peramban lainnya, seperti Chrome dan Firefox. Namun para pelanggan jasanya tetap meminta untuk memastikan situs website mereka terlihat bagus juga di Internet Explorer.
Baca Juga : Microsoft Tunjuk Dharma Simorangkir Sebagai Presdir Microsoft Indonesia
Sementara itu, meski telah menutupnya, pihak Microsoft mengungkap masih berencana untuk mendukung Internet Explorer. Namun hanya dalam beberapa konteks saja. Pasalnya, di sebagian negara, seperti Jepang dan Korea, peramban tersebut menjadi setelan utama untuk browser website pada komputer administrasi pemerintahan dan bisnis.
Makam Internet Explorer yang lengkap dengan batu nisan ini sempat viral di jagat sosial media. Batu nisan ini berada di atap kafe milik saudaranya di kota Gyeongju, Korea Selatan. Jung beralasan, makam ini merupakan sebuah bahan candaan untuk menandai peringatan tutupnya peramban Internet Explorer.