Milenianews.com, Asahan– Anggota DPR RI 2024 – 2029 yang juga Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan – IPB University, Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri MS menjadi narasumber FGD Pembangunan Agromaritim Kabupaten Asahan yang digelar di Kantor Bupati Asahan, Sabtu (12/4/2025). Ia membawakan makalah berjudul “Strategi Pembangunan untuk Meningkatkan Daya Saing Pertumbuhan Ekonomi Insklusif Berkelanjutan Menuju Kabupaten Asahan yang Maju, Sejahtera dan Mandiri”.
Ia mengawali makalahnya dengan mengemukakan empat persyaratan (kiat) suatu wilayah (kabupaten/kota, provinsi, dan negara) menjadi maju, adil-makmur, dan mandiri (berdaulat) sebagai berikut:
- Peta alan pembangunan yang hoilistik, benar, dan dilaksanakan berkesinambungan: a) Transformasi Struktural Ekonomi: dari berbasis SDA mentah ke industri manufaktur; b) Pengembangan competitive advantages based on comparative advantages; c) Kedaulatan pangan, energi, farmasi, air, dan mineral 4; d) Blue Economy, Green Economy, Digital Economy (Industri 4.0), dan Ekonomi Pancasila.
- SDM unggul: kompeten, kreatif, inovatif, etos kerja tinggi, akhlak mulia dan Imtaq kokoh: a) Pendidikan Berkualitas berkelas dunia; b) Pelayanan Kesehatan prima; c) Pelatihan & Penyuluhan 4. R &; d) (Penelitian & Pengembangan); e) Agama.
- Stabilitas politik dan damai: a) Rules of law berdasarkan kebenaran dan keadilan; b) Azas Meritokrasi; c) Kolaborasi antar Komponen Wilayah; d) . Iklim Investasi dan Ease of Doing Business yang kondusif; e) Good Governance.
- Pemimpin yang kompeten, smart, giood dan strong: a) Sehat jasmani & Rohani; b) Berpendidikan memadai; c) Memiliki kemampuan leadership & managerial yang tinggi; d) Berakhlak mulia: jujur, amanah, fathonah, tabligh, sabar, bersyukur, dan kanaah; e) IMTAQ kokoh menurut agama masing-masing
Terkait dengan blueprint pembangunan Kabupaten Asahan, Prof. Rokhmin mengemukakan dua pendekatan dalam perencanaan pembangunan:
- Problem-based planning: suatu perencanaan pembangunan yang dimaksudkan untuk mengatasi (memecahkan) permasalahan pembangunan di suatu wilayah (daerah). Contoh permasalahan pembangunan, anatara lain: pengangguran, kemiskinan, stunting, banjir, pencemaran (sampah), dan buruknya infrastruktur (jalan rusak).
- Goal-based planning: suatu perencanaan pembangunan yang ditujukan untuk mencapai (mewujudkan) tujuan-tujuan pembangunan. Contoh tujuan pembangunan: PDRB, pendapatan per kapita, IPM, indeks inovasi, dan daya saing.
Prof. Rokhmin menegaskan pentingnya pengembangan Ekonomi Biru Kabupaten Asahan. “Jika potensi Blue Economy didayagunakan dan dikelola berbasis inovasi IPTEKS dan manajemen profesional, maka sektor-sektor ekonomi kelautan diyakini akan mampu berkontribusi secara signifikan dalam mengatasi segenap permasalahan bangsa, dan mewujudkan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia serta Indonesia Emas paling lambat pada 2045,” ujar Prof. Rokhmin yang juga ketua umum MAI (Masyarakat Akuakultur Indonesia).
Ia menjelaskan pendekatan sistem untuk mewujudkan perikanan tangkap yang menyejahterakan dan berkelanjutan, mencakup: Ekosistem dan biota perairan, sarana produksi, penangkapan dan transportasi ikan, manajemen pascapanen dan hasil (output).
Ia juga memaparkan model Pelabuhan perikanan yang dilengkapi dengan kawasan industri perikanan terpadu, terdiri dari: industri pengolahan, sarana produksi, perumahan nelayan dan pembudidaya, lembaga ekonomi, dan pelabuhan.
Di akhir makalahnya, Prof. Rokhmin yang juga ketua Dewan Pakar ASPEKSINDO (Asosiasi Pemerintah Daerah Pesisir dan Kepulauan se-Indonesia) menegaskan pentingnya kolaborasi Penta Helix untuk kemajuan Kabupaten Asahan. ‘Penta Helix merupakan sebuah model kerja sama inovatif yang menghubungkan Akademisi, Bisnis (Industri), Komunitas Pemerintah, dan Media Masa untuk menciptakan ekosistem kerjasama berdasarkan pada Kreatifitas, Inovasi IPTEK,” ujar Prof. Rokhmin Dahuri.