Milenianews.com, Jakarta – PB Djarum Foundation akhirnya menghentikan beasiswa Bulutangkis bagi anak Indonesia. Hal tersebut menanggapi tuntutan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) yang menyebut sebagai tindakan eksploitasi anak.
Menurut KPAI, PB Djarum dianggap memanfaatkan anak-anak sebagai media promosi mereka, yang menjual produk rokok melalui audisi beasiswa bulutangkis.
Sementara KPAI menyebut bukan audisinya yang dihentikan. KPAI sendiri tidak melarang PB Djarum dalam programnya yang membantu mengembangkan bakat anak bangsa di bidang olahraga bulutangkis.
Baca Juga : Sering Raih Juara, SMA Negeri 1 Ciseeng Adakan Lomba Paskibra Se-jawa
“Kami sepakat bahwa terjadi eksploitasi anak dalam audisi tersebut”, ucap Komisioner KPAI Sitti Hikmawatty, dilansir dari laman resmi KPAI Senin (09/09).
KPAI menganggap banyaknya anak-anak yang memakai kaos bertuliskan merek dagang rokok lah yang jadi masalahnya.
“Seperti yang diketahui, anak-anak yang ikut dalam beasiswa ini mendapatkan seragam yang di bagian dadanya bertuliskan merek dagang rokok,” paparnya.
KPAI mengambil keputusan tersebut berdasarkan pasal 47 tentang penyelenggaraan kegiatan yang disponsori produk tembakau tidak boleh mengikutsertakan anak di bawah umur 18 tahun.
Banyak Sumbang Atlet Berkualitas
Pihak PB Djarum sendiri tak mau bingung dan langsung menanggapi dengan langkah konkret. Mereka menyebut akan menghentikan beasiswa bulutangkis pada 2020 mendatang.
Baca Juga : KPAI : Peran Orang Tua Sangat Penting, Turunkan Angka Anak Terpapar Rokok
Direktur PB Djarum Foundation, Yoppy Rosimin menyebut beasiswa tersebut akan berakhir pada 2019 ini.
Beasiswa yang diadakan PB Djarum Foundation ini sebetulnya menjadi bagian sangat penting dalam pengembangan bulutangkis indonesia.
Banyak atlet-atlet ternama dari jebolan Beasiswa PB Djarum ini. Seperti nama Liem Swie King, Alan Budi Kusuma, Tontowi Ahmad, Mohammad Ahsan dan Kevin Sanjaya.
Kelima nama tersebut mampu mengharumkan nama Indonesia di dunia internasional melalui Bulutangkis. (Ikok)