Milenianews.com, Caracas – Setelah terpilihnya kembali Nicolas Maduro sebagai presiden Venezuela, menimbulkan percikan dari berbagai negara agar mengundurkan diri.
Maduro dilantik untuk menjalani masa jabatannya yang kedua setelah yang pertama menggantikan Hugo Chavez yang meninggal dunia karena kanker pada tahun 2013.
Dalam pidatonya Maduro mengatakan, “Masa jabatan saya selama enam tahun kedepan merupakan langkah perdamaian bagi Venezuela.” Ujarnya.
Cuitan John Bolton Anggap Maduro Diktator
Ia dilantik di Mahkamah Agung, bukan dihadapan para anggota parlemen, yang kewenangannya dilucuti sejak partai pimpinannya kalah pada 2016 silam.
Meskipun Maduro menegaskan dirinya terpilih secara demokratis, namun Amerika Serikat (AS) menuding pelantikan tersebut termasuk tindakan kediktatoran Maduro.
“AS tidak akan mengkui pelantikan kadiktatoran Maduro yang tidak sah.” Tulis Penasihat kemanan nasional AS, dalam cuitan twitternya, John Bolton.
Baca Juga : Benarkah Erdogan Bawa Masyarakat Turki Menjadi Ateis?
Namun Maduro menilai berbeda, ia menuding AS telah melancarkan perang ekonomi terhadap Venezuela. “Venezuela berada di pusat perang dunia pimpinan imperialisme AS dan negara-negara satelitnya.” Ujarnya.
Ada masalah-masalah di Venezuela, seperti halnya negara lain. Namun, Maduro akan mengatasi masalah tersebut tanpa ada intervensi asing.
Negara-Negara OAS Kecam Maduro
Negara-negara yang tergabung dalam Organsisasi Negara-negara Benua Amerika (OAS), AS dan negara-negara Uni Eropa menolak jabatan kedua Maduro. Mereka beralasan, pemilihan Mei 2018 lalu tidak berlangsung jujur dan adil.
Baca Juga : Diceraikan, Kini Wanita Arab Akan Dapat Notifikasi
Lanjut Bolton AS akan terus meningkatkan tekanan terhadap rezim korup Maduro. Pihaknya mendukung Majelis Nasional yang demokratis dan menyerukan demokrasi juga kebebasan di Venezuela.
“Kami akan terus meningkatkan tekanan terhadap rezim korup, mendukung Majelis Nasional yang demokratis, dan menyerukan demokrasi dan kebebasan di Venezuela,” tulisnya.
Maduro Dilantik, Paraguay Cabut
Selain negara-negara diatas, Kelompok Lima juga mengecam terpilihny Maduro. Kelompok yang terdiri dari 14 negara yang mayoritas berada di Amerika Selatan -kecuali Meksiko- mendesak Maduro turun dan menyerahkan kekuasaan pada parlemen.
Bahkan, Paraguay, lebih dulu mengumumkan pemutusan hubungan diplomatik dengan Venezuela.
Meski demikian, dalam pelantikan tersebut turut dihadiri para petinggi negara sayap kiri. Diantaranya, Presiden Kuba, Miguel Diaz-Canel; Presiden Bolivia, Evo Morales; Presiden El Salvador, Salvador Sanchez Ceren; dan Presiden Nikaragua, Daniel Ortega.
Selain perwakilan dari negara-negara tetangga, ada juga utusan dari Rusia, Cina dan Turki. (Ikok)
Sumber : bbc Indonesia