Allah Memelihara Dua Masyrik dan Dua Maghrib

Milenianews.com, Mata Akademisi– Tentang Allah memelihara dua masyrik dan dua maghrib, diutarakan dalam dua rima yang indah pada ayat, “Tuhan yang memelihara kedua tempat terbit matahari dan Tuhan yang memelihara kedua tempat terbenamnya.” (QS. al-Rahman/55: 17).

Secara bahasa, masyrik (timur) adalah tempat matahari terbit dan maghrib (barat) adalah tempat matahari terbenam. Disebut dua masyrik dan dua maghrib,  dalam pandangan pengarang Tafsir Jalalain, karena di masyrik dan di maghrib masing-masing ada dua tempat terbit dan tenggelam bagi matahari pada musim panas dan musim dingin  atau hujan.

Kalau diperhatikan, di Indonesia, pada saat posisi matahari terbit dan tenggelam pada bumi belahan utara menandakan musim panas. Umumnya terjadi pada Juni. Sementara pada saat posisi matahari terbit dan tenggelam pada bumi belahan selatan menandakan musim dingin atau musim hujan. Umumnya terjadi pada Desember.

Konsistensi dan kontinuitas ini terjadi sejak dahulu kala karena dua masyrik dan dua maghrib itu dipelihara Allah secara mantap, pas, dan seimbang.

Tentang hal ini, Allah pertegas dalam ayat lain. “Maka aku bersumpah dengan Tuhan Yang memiliki timur dan barat, sesungguhnya Kami benar-benar Mahakuasa.” (QS. al-Ma’arij/70: 40). Pengarang Tafsir Jalalain menulis yang dimaksud penggalan ayat “Memiliki arah timur dan arah barat” adalah  yang memiliki matahari, bulan, dan bintang-bintang. Jelas  di sini timur dan barat terkait dengan tempat terbit dan terbenam matahari dan bulan.

Ayat terkait lainnya berisi agar manusia dan tentu juga jin mengesakan Allah dengan memerhatikan fenomena timur dan barat, “(Dialah) Tuhan masyrik dan maghrib, tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, maka ambillah Dia sebagai pelindung.” (QS. al-Muzzammil/73: 9).

Benar apa yang diutarakan Sayyid Quthb bahwa semua nikmat Allah yang dideskripsikan dalam surah al-Rahman adalah agar manusia dan jin menuju Allah dengan mengesakan-Nya dan menyukuri nikmat-Nya.

Untuk itu, sangat layak kalau usai Allah menciptakan dua masyrik dan dua maghrib yang memunculkan perubahan iklim secara teratur dan bergantian, kembali Dia menggedor hati manusia dan jin dengan bertanya, “Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?” (QS. al-Rahman/55: 18).

Penulis: Dr. KH. Syamsul Yakin MA., Dai Lembaga Dakwah Darul Akhyar (LDDA) Kota Depok.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *