Milenianews.com, Mata Akademisi– Kian menarik perbincangan dalam surah al-Rahman ini. Nikmat berikutnya adalah, “Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu.” (QS. al-Rahman/55: 19). Dalam Tafsir Jalalain tertulis, yang dimaksud membiarkan adalah melepaskan. Yang dimaksud dua laut adalah laut yang airnya tawar dan yang airnya asin.
Tampaknya ayat ini ditafsirkan oleh ayat lain dalam al-Qur’an. Misalnya, “Dan Dialah yang membiarkan dua laut yang mengalir (berdampingan), yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit.” (QS. al-Furqan/25: 53). Yang tawar lagi segar, menurut Muhammad Yusuf Ali, adalah air hujan, air sungai dan yang asin lagi pahit adalah kumpulan besar air laut.
Muhammad Yusuf Ali mengatakan bahwa kata “bahr” bisa bermakna laut yang asin dan sungai. Sungai yang mengalirkan air tawar dalam jumlah besar ke laut di antaranya Sungai Mississippi di Amerika Serikat dan Sungai Yangtse-Kuang di Tiongkok. Kedua laut inilah yang kemudian disebutkan saling bertemu.
Ulama tafsir kontemporer, seperti al-Zuhaili, tampaknya juga menyebut kedua laut itu salah satunya adalah sungai yang bertemu laut di hilir. Argumentasinya, seperti ditulis Sayyid Quthb, semua sungai bermuara ke laut. Ini artinya, ulama kontemporer seperti al-Zuhaili, Sayyid Quthb, dan Muhammad Yusuf Ali, memahami salah satu dari dua laut itu adalah sungai yang airnya tawar lagi segar.
Menariknya, jauh sebelumnya al-Thabari memberi informasi bahwa dua laut itu adalah Laut Persia dan Laut Romawi. Belakangan dua laut itu diduga Laut Mediterania yang terletak antara selatan Eropa, utara Afrika, dan barat Asia. Laut yang satunya adalah Laut Atlantik yang membelah Eropa dan Afrika.
Pertemuan dua laut ini pula yang dalam pandangan pengarang Tafsir Jalalain dapat dilihat oleh mata telanjang. Artinya, kedua laut itu adalah fakta yang dapat disaksikan mata, entah itu laut dan sungai, Laut Persia dan Laut Romawi, atau Laut Mediterania dan Laut Atlantik.
Tampaknya tuntutan zaman perlu membuktikan kebenaran al-Qur’an, apakah betul ada laut yang berair tawar dan berair asin? Apakah Laut Persia dan Laut Romawi bertemu, lalu dimana letaknya? Seperti halnya Laut Persia dan Laut Romawi, apakah laut Mediterania dan Laut Atlantik berbeda rasa?
Namun yang pasti adanya air tawar yang bersumber dari sungai, sumur, mata air, dan air hujan adalah nikmat dari Allah. Begitu juga air asin yang sangat penting bagi kehidupan. Air tawar dan air asin tak lain adalah bukti kuasa Allah yang harus memperkokoh tauhid dan memperbesar syukur.
Penulis: Dr. KH. Syamsul Yakin MA., Dai Lembaga Dakwah Darul Akhyar (LDDA) Kota Depok.