Milenianews.com – Mungkin banyak orang terobsesi awet muda yang ternyata terkait dengan Lookism, Salah satunya alasannya adalah sifat narsisme yang senang ketika wajahnya terlihat lebih muda daripada usianya. Padahal menua adalah hal lumrah, namun, tetap saja ada pihak yang terobsesi awet muda.
Belakangan ini, muncul statement dari salah satu influencer yang mengungkapkan tidak memiliki anak bisa membuat seseorang awet muda. Pertanyaannya mengapa banyak orang ingin hingga terobsesi awet muda? Sampai segala cara ia tempuh. Ternyata, persoalan seperti ini tidak terlepas dari stigma negatif terkait penuaan.
Melansir dari web UM Surabaya(18/2), menurut Radius Setiyawan (Dosen UM Surabaya) pengampu mata kuliah kajian media, standar budaya di masyarakat berpengaruh terhadap obsesi awet muda. Pengaruh utamanya ini bisa datang lewat media massa, media sosial sampai iklan-iklan kecantikan.
Baca juga : Gita Savitri Anut “Childfree” Untuk Awet Muda, Benarkah?
Asumsi yang menjadi dasar, seseorang tetap ingin tampil awet muda, meskipun, usianya tidak tergolong muda, karena berkaitan dengan anggapan, jika kaum muda lebih menarik, cantik atau tampan. Sementara, orang menanggapi usia tua itu, buruk dan tidak menarik.
Terobsesi Awet Muda, Ternyata Terkait dengan Lookism
Hal ini membuat mereka yang terobsesi, berusaha keras untuk menghindari kondisi tersebut, sampai rela mengeluarkan uang yang relatif besar. Fenomena obsesi awet muda juga ada kaitannya dengan lookism.
Jadi, lookism merupakan perlakuan diskriminatif terhadap orang-orang yang secara fisiknya terlihat tidak menarik. Karena lookism ini, seseorang berusaha tampil menarik, seperti persepsi yang menyebar, yang salah satunya dibangun media.
Baca juga : Menerima Diri Sendiri Dengan Self Love
Sementara, psikolog klinis Anna Surti Ariani mengungkapkan, biasanya, fenomena takut menua terjadi pada mereka yang berusia 20-an tahun, melansir dari detikhealth. Selain itu, prioritas hidup seseorang juga dapat tergambar lewat obsesinya yang berlebihan dalam melawan penuaan. Buktinya, banyak orang yang obsesi merawat kecantikannya tidak lagi sebesar dulu, saat usianya sudah lebih matang.
Psikolog yang akrab dengan sapaan Nina ini juga mengatakan, orang takut menua karena menekankan hidupnya pada kecantikan, sementara, hal lainnya sulit tercapai.
Umumnya, ketika seseorang beranjak ke usia dewasa, ada pencapaian lain yang mulai ia temukan, misalnya, kemampuan menangani masalah yang semakin terasah. Tetapi, ketika pencapaian-pencapaian lain menjadi hal yang sulit untuk ia raih. Sementara, merawat kecantikan baginya adalah hal yang lebih mudah, maka itu bisa menjadi salah satu pilihannya.
Baca juga: Indonesia True Beauty Exhibition 2022: Tingkatkan Rasa Percaya Diri Bagi Kaum Wanita Indonesia
Sebenarnya, kemampuan seseorang dalam merawat fisiknya, sehingga tampak awet muda, bukan sesuatu yang buruk. Nina mengatakan menua itu tidak selalu buruk. Selain itu, menua adalah proses alamiah yang setiap orang akan mengalaminya.