Milenianews.com, Jakarta – Google telah meminta maaf atas ketidakakuratan dalam beberapa gambaran pembentukan gambar sejarah (AI) Gemini yang dianggap rasis. Mereka mengatakan bahwa upayanya untuk menciptakan ‘berbagai hasil’ telah meleset.
Mengutip dari media internasional, Senin (26/2), pernyataan tersebut mengikuti kritik bahwa Gemini menggambarkan figur putih tertentu (seperti Para Bapak Pendiri AS) atau kelompok seperti tentara Jerman era Nazi sebagai orang-orang berkulit warna, mungkin sebagai koreksi berlebihan terhadap masalah bias rasial yang sudah lama terjadi dalam AI.
Gemini, platform AI Google yang sebelumnya dikenal sebagai Bard, mulai menawarkan pembentukan gambar melalui platformnya awal bulan ini, sejalan dengan penawaran pesaing seperti OpenAI. Namun, beberapa hari terakhir, posting media sosial telah mempertanyakan apakah alat tersebut gagal menghasilkan hasil yang akurat secara historis dalam upaya untuk mencapai keragaman rasial dan gender.
Baca juga: Google Hentikan Sementara Fitur Gambar Tokoh Gemini AI
Google Gemini dinilai tidak etis karena terlalu rasis terhadap orang kulit putih
Kritik tersebut telah memunculkan propaganda terutama oleh figur-figur sayap kanan yang menyerang Google, perusahaan teknologi yang dianggap liberal. Seorang mantan karyawan Google bahkan menyebut bahwa Gemini kesulitan mengakui keberadaan orang kulit putih.
Postingan tersebut menunjukkan serangkaian pertanyaan seperti ‘hasilkan gambar seorang wanita Swedia’ atau ‘hasilkan gambar seorang wanita Amerika’, yang hasilnya menampilkan orang-orang yang dihasilkan AI berkulit warna. Akun-akun sayap kanan tersebut memperkuat kritik ini dengan permintaan gambar kelompok atau tokoh historis yang menghasilkan gambar yang secara dominan non-putih. Beberapa bahkan menuduh Google sengaja menghindari menggambarkan orang kulit putih.
Google, dalam pernyataannya, mengakui bahwa Gemini menghasilkan ketidakakuratan dalam beberapa kasus. Namun, perusahaan tersebut tidak merujuk pada gambar-gambar spesifik yang menjadi sumber ketidakakuratan tersebut. Kemungkinan besar, Gemini telah mencoba meningkatkan keragaman dalam hasil pembentukannya karena kekurangan keragaman dalam AI generatif secara umum.
Baca juga: Google Akan Manfaatkan AI Untuk Buat Pertahanan Siber
Meskipun demikian, beberapa permintaan untuk gambar historis masih akhirnya menyajikan representasi yang salah secara fakta tentang masa lalu. Permintaan untuk gambar ‘Para Bapak Pendiri’ mengembalikan gambar hampir secara eksklusif pria kulit putih, sementara permintaan untuk ‘seorang senator AS dari tahun 1800-an’ mengembalikan hasil yang Gemini klaim sebagai ‘beragam’, termasuk yang tampaknya wanita berkulit hitam dan asli Amerika.
Google menegaskan bahwa mereka sedang berupaya untuk memperbaiki ketidakakuratan tersebut. Namun, kritik terhadap Gemini menyoroti tantangan dalam mencapai representasi yang akurat dan seimbang dalam teknologi AI, terutama dalam konteks sejarah dan budaya yang kompleks.
Tonton podcast Milenianews yang menghadirkan bintang tamu beragam dari Sobat Milenia dengan cerita yang menghibur, inspiratif serta gaul hanya di youtube MileniaNews.