Teruntuk wanita nan kian hadir menghantui
Walau sekalipun belum pernah fisik menjumpai
Namun, matamu seakan menyentuh dasar relung hati
Pun senyum manismu nan selalu cerahkan hari-hari
Sungguh ku tak mengerti apa yang terjadi
Sungguh bertumpang tindih hal nan tak ku pahami
Tak mampu ku merangkai kata dengan diksi penuh seni
Tak mampu ku berpuisi seindah rajutan warna pelangi
Apalah daya seorang pengagum bodoh sepertiku
Nan tak pantas di sandingkan dengan putri secantik dirimu
Maafkan sukma pun ragaku nan memimpikanmu
Yang tak seharusnya hadir membalas sapa renyahmu
Tentangmu nan tak sanggup ku gapai
Hatimu nan tak mungkin ku tuai
Pun ragamu nan takkan bisa ku dekap dan lembut ku belai
Terangkum indah dalam cerita nan tak kunjung usai