News  

Satukan Hati dan Langkah,  LSBPI MUI Gelar Silaturahmi dan Halal bi Halal

Lembaga Seni Budaya dan Peradaban Islam (LSBPI) Majelis Ulama Indonesia (MUI) menggelar acara Silaturahmi dan Halal bi Halal  secara hybrid  (luring dan daring), Senin (22/5/2023). (Foto: Dok LSBPI MUI)

Milenianews.com, Jakarta- Lembaga Seni Budaya dan Peradaban Islam (LSBPI) Majelis Ulama Indonesia (MUI) menggelar acara Silaturahmi dan Halal bi Halal. Kegiatan itu diadakan secara hybrid  (luring dan daring), Senin (22/5/2023). Acara luring diselenggarakan di Teraskota Hotel Jakarta.

Silaturahmi dan Halal bi Halal  itu dihadiri para pengurus maupun anggota LSBPI. Mereka antara lain, Wakil Sekjen MUI yang membidangi Seni Budaya dan Peradaban Islam, Buya Pasni; Wakil Ketua LSBPI MUI Dr. Saiful Bahri;   Wakil Ketua LSBPI MUI Ustadz Erick Yusuf;  dan Sekretaris LSBPI MUI Dr. Tiar Anwar. Ketua LSBPI MUI Habiburrahman El-Shirazy Lc., M.A.,  hadir secara daring langsung dari Leipzig, Jerman. Saat ini ia tengah menyelesaikan pendidikan doktoralnya di Jerman.

Wakil Sekjen MUI yang membidangi Seni Budaya dan Peradaban Islam, Buya Pasni mengatakan Silaturahmi dan Halal bi Halal itu itu bertujuan untuk  menyatukan hati (ta’liful qulub) dan langkah. “Kita, pengurus LSBPI MUI menyatukan hati dan langkah untuk tujuan yang besar,”  kata Buya Pasni saat memberikan tausiyah singkat.

Salah satu wujud tujuan besar itu, kata dia, adalah Kongres Budaya Umat Islam yang insya Allah akan digelar tahun ini. “Jangan sampai di alam kubur nanti kita ditanya: kenapa yang telah kita rencanakan tidak berjalan,” ujarnya.

Terkait halal bi halal, Buya Pasni mengatakan, sebenarnya halal bihalal itu tidak ada dalam ajaran Islam. “Tapi ulama-ulama mengatakan, bahwa ada dosa-dosa yang belum diampuni jika kesalahan kita kepada orang lain tidak dimaafkan oleh orang tersebut. Jadi halal  bihalal kita gunakan untuk meminta maaf langsung kesalahan kita pada orang lain,” kata Buya Pasni.

Kongres Budaya Umat Islam

Hal senada diungkapkan oleh Ketua LSBPI MUI Habiburrahman El-Shirazy  yang tampil secara online. “Saya mengucapkan selamat dan terima kasih kepada seluruh pengurus dan anggota LSBPI MUI yang menghadiri acara ini secara luring maupun daring. Silaturahmi dan Halal bi Halal ini sangat penting  untuk menyatukan hati dan langkah kita. Apalagi kita mempunyai pekerjaan besar tahun ini, yakni menggelar Kongres  Budaya Umat Islam. Saya mengajak semua pengurus dan anggota LSBPI MUI, mari kita siapkan waktu dan tenaga untuk berkhidmat kepada umat, antara lain melalui Kongres Budaya Umat Islam. Ini menjadi jihad fikriyah (pikiran) kita,” kata Habiburrahman El-Shirazy.

Lembaga Seni Budaya dan Peradaban Islam (LSBPI) Majelis Ulama Indonesia (MUI) menggelar acara Silaturahmi dan Halal bi Halal  secara hybrid  (luring dan daring), Senin (22/5/2023). (Foto: Dok LSBPI MUI)

Selain Kongres Budaya Umat Islam, ia menambahkan, LSBPI MUI juga mempunyai sejumlah agenda prioritas. Antara lain, pelatihan akting untuk santri, Remaja Bertanya Ulama Menjawab, dan menyelesaikan buku Ensiklopedi Seni Budaya Islam.

“Sebagai pengurus LSBPI MUI, kita adalah satu keluarga besar. Mari kita saling mendukung dan saling mendorong, agar semua agenda LSBPI MUI berjalan dengan lancar dan menghasilkan yang terbaik,” ujar Kang Abik, panggilan akrabnya.

Sumbar, Sumut,  Jabar atau DKI Jakarta

Masih terkait Kongres Budaya Umat Islam, Wakil Ketua LSBPI MUI Ustadz Erick Yusuf  menyinggung tentang waktu pelaksanaannya. “Kita  rencana ada meeting dengan pimpinan MUI untuk membicarakan apakah Kongres Budaya Umat Islam tetap dilaksanakan tahun ini,  karena tahun ini adalah tahun politik,” kata Ustadz Erick Yusuf saat memberikan kata sambutan.

Tak hanya soal waktu (yang semua direncanakan sekitar Agustus 2023), MUI juga masih akan mempertimbangkan tempat pelaksanaan Kongres Budaya Umat Islam tersebut. Semula, Kongres Budaya Umat Islam itu direncanakan untuk diadakan di Sumatera Barat (Sumbar) atau Sumatera Utara (Sumut).

“Kita akan segera bentuk kepanitiaan bila sudah ada jawaban terkait waktu pelaksanaan. Untuk tempat,  bila tidak memungkinkan di Sumbar atau Sumut, bisa di Jakarta atau Jawa Barat yang aksesnya lebih mudah,” ujar Ustadz Erick.

Filosofi Ketupat

Terkait makna Silaturahmi dan Halal Bi Halal LSBPI MUI, Wakil Ketua LSBPI MUI Dr. Saiful Bahri mengupas secara singkat filosofi ketupat. Ia menyebutkan, di Indonesia, halal bi halal Idul Fitri identik dengan ketupat. Di mana-mana masyarakat menyediakan ketupat sebagai menu utama.

Menurutnya, ternyata ketupat itu mempunyai makna tertentu atau filosofi ketupat. Begitu juga kata Lebaran, Luber dan Lebur.

“Ketupat bahasa Jawanya KUPAT. Ngaku Lepat, mengaku salah dan khilaf terbuka terhadap orang lain,” kata Dr. Saiful Bahri.

Adapun Lebaran, makna filosofinya adalah lebarkan hati,  lapangkan dada , memaafkan. “Luber, artinya keberkahan Allah menyertai. Lebur artinya  melepas dan membuang yang mengganjal dan segala kesalahan,” paparnya.

Dr. Saiful Bahri menambahkan, ketupat bentuknya jajaran jenjang. Presisi. Filosofinya adalah saling mengikat, sertaa mengutamakan ikatan dan persatuan. “Konon ketupat lambang dan simbol keislaman karena mirip Ka’bah,” kata Dr. Saiful Bahri.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *