Hati-Hati! Karyawan WFH jadi Sasaran Peretas

Karyawan WFH

Milenianews.com, Jakarta – Pandemi COVID-19 membuat dunia harus mengalami kebiasaan baru saat menjalani aktivitas sehari-hari, juga bekerja. Saat ini, bekerja dari rumah atau Work From Home (WFH) menjadi populer sejak pandemi. Hal itu dilakukan untuk menghindari penyebaran virus Corona dengan tidak berkerumun antar karyawan di kantor.

Trend Micro, perusahaan keamanan Cloud Computing memprediksi kejahatan siber tahun 2021 memilih rumah sebagai terget pencurian data.

Baca Juga : Koei Tecmo Tutup Website Cabang Amerika dan Eropa

Country Manager Trend Micro Indonesia, Laksana Budiwiyono menyebut tren WFH akan tetap dilakukan di banyak perusahaan. “Kami memprediksi serangan yang menargetkan data dan jaringan perusahaan akan lebih agresif,” katanya, mengutip Antara, Jumat (8/1).

Pasalnya, jaringan rumah dengan kantor berbeda. Perkantoran ada yang memproteksinya oleh tim IT, berbeda dengan di rumah. Target peretas sama yakni mencuri data-data perusahaan. Akan tetapi lebih mudah karena sekarang banyak yang WFH dan tidak lagi menyerang perusahaan.

Karyawan WFH juga harus mendapat proteksi keamanan IT

Budiwiyono menyebut, semakin tinggi jabatan seseorang dalam suatu perusahaan, maka semakin tinggi pula risiko mengalami serangan siber. Juga mereka yang memegang data perusahaan, seperti bidang SDM, juga berisiko.

“Tim IT perusahaan perlu melindungi para karyawan yang bekerja dari rumah. Misalnya dengan memberi VPN agar bisa tersambung ke jaringan yang aman,” ujarnya.

Prinsip ‘Zero Trust‘ juga harus menjadi prinsip para karyawan, agar mencurigai aktivitas yang tidak lazim.

Sementara itu, Trend Micro juga menyoroti API, yang bisa menjadi titik masuk ke jaringan perusahaan jika tidak terproteksi dengan baik. API yang terkekspos menjadi pintu masuk untuk mengakses data. Para peretas akan langsung bereaksi jika menemukan celah keamanan baru.

Baca Juga : CEO Tokopedia Tanggapi Peretasan Terhada Perusahaannya

Selain itu, para peretas memanfaatkan kata kunci COVID-19 untuk melakukan peretasan. Salah satunya dengan melalui email. Hal ini sangat mudah mendapat korban, karena saat email dibuka akan mudah menyusupinya dengan malware.

Serangan peretas juga menargetkan sektor kesehatan dan pemerintahan. Karena mereka memegang data-data paling penting saat ini.(Rifqi Firdaus)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *