Google Pecat Karyawannya karena Tak Setuju Ada Kerja Sama dengan Israel

google pecat karyawan yang pro palestina

Milenianews.com, Jakarta – Google telah mengambil langkah tegas dengan memecat lebih dari dua puluh karyawan yang terlibat dalam protes terhadap kontrak cloud computing dengan pemerintah Israel.

Para pekerja ini dipecat setelah Google melakukan penyelidikan dan menemukan bahwa mereka telah mengorganisir protes di dalam kantor-kantor Google di New York dan Sunnyvale, California. Pada protes di Sunnyvale, mereka bahkan masuk ke kantor CEO Google Cloud, Thomas Kurian.

Baca juga: Tesla Akan PHK 10 Persen dari Total Karyawan Karena Menurunnya Penjualan

Google pecat karyawan mereka karena ikut aksi protes terhadap genosida Israel dan ikut mendukung Palestina

Para pengunjuk rasa membawa spanduk dengan tulisan “No More Genocide For Profit” dan “We Stand with Palestinian, Arab and Muslim Googlers“. Mereka beraksi di bawah naungan kelompok yang mengorganisir demonstrasi, No Tech For Apartheid.

Melansir dari CNN, Kamis (18/4), juru bicara Google menyebutkan bahwa protes tersebut merupakan bagian dari kampanye yang sudah berlangsung lama oleh sekelompok organisasi dan orang yang sebagian besar tidak bekerja di perusahaan tersebut.

“Sejumlah kecil pengunjuk rasa karyawan masuk dan mengganggu beberapa lokasi kami. Menghalangi pekerjaan karyawan lain secara fisik dan mencegah mereka mengakses fasilitas kami adalah pelanggaran kebijakan kami yang jelas, dan perilaku yang benar-benar tidak dapat diterima. Setelah menolak beberapa permintaan untuk meninggalkan gedung, penegak hukum dilibatkan untuk mengeluarkan mereka guna memastikan keamanan kantor,” jelas juru bicara tersebut.

Sebanyak 28 karyawan telah dipecat sebagai hasil dari penyelidikan yang dilakukan oleh Google. Perusahaan berencana untuk terus menyelidiki dan mengambil tindakan sesuai kebutuhan.

Protes tersebut berasal dari ketidakpuasan terhadap kontrak senilai USD1,2 miliar antara Google, Amazon, dan pemerintah Israel untuk menyediakan layanan cloud computing kepada militer dan pemerintah Israel. Kontrak ini dikenal sebagai Proyek Nimbus.

Kelompok No Tech For Apartheid secara tegas mengutuk pemecatan para karyawan tersebut, menyebutnya sebagai tindakan balas dendam yang menunjukkan bahwa Google lebih memprioritaskan kontraknya dengan pemerintah Israel yang dianggap genosida daripada hak-hak pekerjanya sendiri.

Baca juga: Google Setujui Pemusnahan Data yang di kumpulkan di Mode Penyamaran

Pernyataan kelompok tersebut yang dipublikasikan di Medium, menegaskan bahwa tindakan Google ini merupakan indikasi jelas bahwa nilai kontrak bisnis dengan pemerintah Israel dipandang lebih tinggi daripada nilai dan hak-hak pekerja.

Hal ini menjadi sorotan karena konflik yang berkepanjangan antara Israel dan Palestina yang telah memicu pro dan kontra di banyak sektor, termasuk di dunia bisnis dan teknologi.

Tonton podcast Milenianews yang menghadirkan bintang tamu beragam dari Sobat Milenia dengan cerita yang menghibur, inspiratif serta gaul hanya di youtube Milenianews.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *