Saatnya Becermin kepada Kitab Kuning

Judul Buku         : Cermin Kitab Kuning: Menelisik Teks Klasik untuk Introspeksi Diri

Penulis                 : Dr. Syamsul Yakin, M.A.

Penerbit               : Zahir Publishing, Yogyakarta

Tahun Terbit      : Maret 2024

Cetakan                : Pertama

Tebal                     :  x + 304 halaman

 

Milenianews.com, Ngobrolin Buku– Kitab Kuning tidak pernah kering oleh ilmu dan hikmah. Kitab Kuning adalah cermin. Cermin yang tak pernah lekang  dimamah  zaman. Karena yang menulisnya adalah cermin sepanjang zaman, yakni ulama pewaris para nabi.

Isi Kitab Kuning sarat dengan nasihat, tempat bagi setiap orang datang  becermin. Cacat diri tampak dengan jelas. Adakah dosa yang ditimbulkan oleh mata, telinga, mulut, tangan, dan kaki? Tak bisa ditutupi karena cermin memantulkannya.

Secara filosofis, Kitab Kuning dapat dianggap sebagai cermin dengan beberapa argumentasi. Pertama, setelah membaca Kitab Kuning, orang akan menerima diri apa adanya, sesuai dirinya dan yang dipantulkan cermin. Sisi baik akan jadi motivasi. Sisi buruk akan jadi koreksi.

Kedua, membaca Kitab Kuning berarti mengamati diri sendiri, adakah yang sesuai dan keluar dari titah ulama? Sebagai perwaris para nabi, ulama memberi solusi jitu memenukan yang keliru dan memantulkan yang benar secara akurat. Jadilah Kitab Kuning sebagai media  introspeksi diri.

Ketiga, seperti layaknya cermin, Kitab Kuning tidak tebang pilih. Siapa saja yang mendatanginya akan diberi motivasi dan dikoreksi, kendati yang mengacakan diri adalah pejabat yang butuh citra baik di mata masyarakat.

Di hadapan Kitab Kuning, seorang hamba sahaya bisa jadi raja apabila dia mampu menguasai syahwatnya. Sebaliknya seorang raja justru jadi hamba sahaya manakala dia dibelenggu syahwat kuasanya.

Buku ini ditulis oleh seorang, dai, dosen, dan pengasuh pesantren, yakni Syamsul Yakin. Seperti dua buku sebelumnya, yakni Dimensi-Dimensi Kitab Kuning dan Konseling Kitab Kuning, buku ini sangat renyah dinikmati, mudah dipahami, dan bertabur ilmu dan hikmah.

Penulis berseloroh bahwa sebagai dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta dan pengasuh Pondok Pesantren Darul Akhyar dan Pondok Pesantren Tahfidz Madinatul Qur’an di Depok Jawa Barat, penulis berusaha keras mengintegrasikan ajaran Islam antara yang bersifat konsepsional-filosofis dengan yang bersifat praktik-fungsional. Terbitnya buku ini adalah bukti dari upaya itu (halaman vi).

Buku ini dimaksudkan sebagai bacaan praktis  yang dengan  mudah dibawa ke mana saja. Termasuk bisa dijadikan sebagai materi ceramah.  Karena memuat sumber yang otoritatif dan valid. Bagi para akademisi, buku ini bisa dijadikan bahan penjelajahan awal untuk terjun ke dalam lautan khazanah Kitab Kuning yang tak pernah kering.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *