Milenianews.com, Jakarta – TikTok, platform berbagi video yang populer, punya ByteDance, dilaporkan lebih memilih menutup aplikasinya daripada menjualnya jika perusahaan asal Tiongkok tersebut kehabisan opsi hukum untuk melawan larangan AS. Meskipun minat dari pembeli Amerika semakin meningkat untuk platform tersebut, ByteDance tetap teguh pada keputusannya.
Algoritma yang menjadi inti dari operasi TikTok dianggap sebagai hal yang sangat penting bagi operasi keseluruhan ByteDance. Ini membuat penjualan aplikasi dengan algoritma tersebut menjadi sangat tidak mungkin, demikian sumber-sumber yang dekat dengan perusahaan induknya mengungkapkan.
CEO TikTok, Shou Zi Chew, menyatakan pada hari Rabu (24/4) lalu bahwa perusahaan tersebut akan melancarkan perang hukum setelah Presiden Joe Biden menandatangani undang-undang yang memaksa Induk perusahaan aplikasi tersebut menjual dalam waktu 270 hari atau menghadapi larangan.
Pada hari Kamis (25/4) esoknya, ByteDance menolak laporan dari The Information yang menyebutkan bahwa mereka sedang mengeksplorasi kemungkinan penjualan bisnis TikTok di AS tanpa menyertakan algoritma.
Baca juga: 100 Orang Lebih Ditangkap Terkait Aksi Demo Pro Palestina di Columbia University
ByteDance lebih milih dilarang beroperasi daripada menjual TikTok ke AS
Perusahaan kemudian mengonfirmasi bahwa mereka sedang mempertimbangkan untuk menjual saham TikTok mereka di AS, namun lebih memilih untuk mengikuti larangan daripada menjualnya.
Meskipun demikian, perusahaan tersebut menegaskan bahwa mereka tidak memiliki rencana untuk menjual TikTok karena kontribusinya yang kecil terhadap total pendapatan dan pengguna aktif harian ByteDance.
Menurut sumber-sumber yang tidak bersedia disebutkan namanya karena tidak diizinkan untuk berbicara kepada media, penutupan TikTok tidak akan berdampak besar pada bisnis ByteDance, sementara perusahaan tersebut tidak perlu menyerahkan algoritma intinya.
Meskipun ByteDance menolak untuk memberikan komentar lebih lanjut, juru bicara TikTok mengatakan bahwa laporan dari The Information tidak akurat.
Algoritma rahasia TikTok, yang menyesuaikan halaman “For You” setiap pengguna untuk menyertakan video-video yang dirancang untuk menarik minat mereka, telah menjadi subjek perdebatan politik tentang apakah aplikasi tersebut harus dilarang di AS.
Beberapa pejabat telah mengkhawatirkan bahwa algoritma rahasia TikTok memungkinkan pihak ketiga di Tiongkok untuk memata-matai pengguna Amerika, mengancam keamanan nasional.
Baca juga: Unduh Video Tiktok dan Facebook dengan Mudah dengan ssstik.io
TikTok sendiri telah menyatakan bahwa mereka akan menantang undang-undang baru ini di pengadilan, menyebut upaya pemerintah AS untuk melarang platform tersebut sebagai “tidak konstitusional.”
Sementara itu, para pendukung aturan baru tersebut telah menyarankan perusahaan asal China tersebut untuk melepaskan TikTok di AS agar platform media sosial tersebut tetap beroperasi. Meskipun terdapat rumor tentang minat dari tokoh-tokoh terkemuka di bidang keuangan dan teknologi Amerika untuk membeli TikTok, ByteDance tetap setia pada keputusannya untuk tidak menjualnya.
Tonton podcast Milenianews yang menghadirkan bintang tamu beragam dari Sobat Milenia dengan cerita yang menghibur, inspiratif serta gaul hanya di youtube Milenianews.