Milenianews.com, Jakarta – Pemerintah Indonesia gelar pertemuan ke-3 dengan Pemerintah Inggris membahasa tentang Pendidikan Tinggi, Riset, Teknologi dan Inovasi pada Jumat (09/05) silam.
Membahas kemajuan dan rencana kedepan terkait kerjasama bilteral RI – Inggris yang dimulai sejak 2015. Pertemuan ini dipimpin Dubes Inggris untuk Indonesia YM Moazzam Malik dan Dirjen Lptekdikti Patdono Soewignyo.
Baca Juga : Generasi Milenial Harus Gunakan Internet Secara Sehat
Kedua negara saling mengapresiasi seluruh pencapaian hasil kerjasama bilateral. Diantara topik bahasannya ialah mengenai 1. Pendidikan tinggi dan vokasi, 2. mobilisasi dosen mahasiswa, 3. Program “Newton Fund”, 4. Training bahasa dan 5. Pembaharuan kerjasama riset dan inovasi.
Dirjen Kelembagaan Iptekdikti Patdono Soewingyo mengusulkan Sekjen Kemenristekdikti mengkoordinasikan detail usulan baru. Guna memastikan program-program kerjasama itu terintegrasi dengan optimal.
7 Poin Kerjasama
Kesimpulan yang diambil YM Moazzam Malik, Dikutip Kompas.com Minggu (12/05), antara lain :
1. Kedua Negara mengapresiasi seluruh upaya yang dilakukan setiap pihak yang telah berusaha maksimal dari tahun 2015.
2. Inggris akan menjajaki kerjasama dengan Indonesia dalam bidang Cyber University di Indonesia.
3. Untuk program THE dan TVET, selama ini telah berjalan dengan sangat baik, dan berpeluang untuk dikembangkan lebih lanjut.
4. Dalam hal program mobility students, saat ini telah banyak jumlah pelajar Indonesia di Inggris, akan tetapi kedepan Pemerintah Inggris juga berkeinginan untuk mengirimkan mahasiswa/i muda ke Indonesia, jadi penting untuk mengeksplorasi peluang-peluang seperti ini.
5. Pemerintah Inggris juga sangat mengapresiasi pelaksanaan dan pencapaian program Newton Fund di Indonesia, dan meyakini keberlanjutan program ini di masa yang akan datang.
6. Pemerintah Inggris menyatakan apresiasi terhadap pencapaian program ‘Industry Academia Partnership Programme and Leadership in Innovation Fellowship’, akan tetapi perlu dikaji kemungkinan ‘counter funding’ dari Indonesia untuk ini.
7. Kedua Negara menyadari bahwa deadline dari ‘MoU on Research and Innovation Partnership’ akan berakhir di bulan Juli 2019, dan bersepakat akan mengerahkan seluruh upaya untuk menyelesaikannya sebelum akhir Juni 2019.
Baca Juga : Menperin : Rombak Kurikulum Pendidikan
Kedua pihak berkomitmen melaksanakan kerjasama optimal dan menyepakati waktu pertemuan ke-4 yang akan dilaksanakan bulan November 2019. (Ikok)