Ajarkan Sejarah, 46 Murid Kelas VI SD IT Dinamika Umat Kunjungi Museum Perjuangan Bogor

Sebanyak 46 peserta didik kelas VI SD IT Dinamika Umat mengunjungi Museum Perjuangan, Kota Bogor, Kamis, (28/11/2024). (Foto: Dok Dinamika Umat)

Milenianews.com, Bogor– Guna mengajarkan sejarah perjuangan Indonesia khususnya di wilayah Bogor, sebanyak 46 peserta didik kelas VI SD IT Dinamika Umat,  — yang beralamat di Telaga  Kahuripan, Parung, Bogor —   mengunjungi Museum Perjuangan di Jl. Merdeka Nomor 56, RT 04/01 , Kp. Parung Jambu, Ciwaringin, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, Kamis, (28/11/2024).

Rombongan dipimpin Kepala SD IT Dinamika Umat, Asep Kusnadi, MPd.I,  didampingi Koordinator Kemuridan, Amani, S.Pd, dua guru kelas VI, Halimah, S.Ik dan Rio Bintang Pratama, S.Pd. Bertajuk ‘Outing Class Gowes to Museum, kegiatan itu diawali dengan shalat sunat Dhuha di sekolah sebelum bertolak ke lokasi.

Tiba di lokasi pukul 08.45 WIB,  acara tersebut diawali dengan briefing kegiatan kunjungan dan tata tertib serta penjelasan singkat mengenai worksheet (lembar kerja, red) oleh perwakilan guru kelas VI, Rio Bintang Pratama, S.Pd.

 

Tepat pukul 09.00 WIB seluruh peserta menjelajahi museum dua lantai ini dengan dipandu oleh petugas museum. Selama lebih dari dua jam, peserta didik mengeksplor seluruh ruang museum untuk mendapatkan informasi sejarah perjuangan khusus wilayah Bogor Raya.

Di dalamnya ditunjukkan senjata-senjata, alat-alat perang, baju-baju perang para pejuang kemerdekaan di wilayah Keresidenan II yaitu wilayah Bogor Kota, Cianjur, Sukabumi dan Depok.

Kepala SD IT Dinamika Umat, Asep Kusnadi, M.Pd.I mengatakan kegiatan kunjungan ke museum ini adalah program pembelajaran di luar kelas untuk menambah wawasan tentang sejarah secara langsung dari sumbernya. Dirinya berharap anak-anak bisa mengenal lebih dekat para pejuang yang memiliki semangat juang tinggi dalam mempertahankan kemerdekaan RI.

”Harapannya mereka mengetahui para pejuang yang ada di Bogor Raya. Kemudian bagaimana perjuangan para pahlawan  di Bogor Raya mempertahankan kemerdekaan khususnya di wilayah Bogor Raya dan umumnya bangsa Indonesia,” jelasnya seperti dalam rilis yang diterima Milenianews.com, Kamis, (28/11/2024).

Lebih lanjut, kata pria kelahiran Bogor, 43 tahun silam, dari berkunjung ke museum mereka bisa mengetahui alat-alat perang dan replika kejadian-kejadian saat pertempuran di Bogor Raya.

”Harapan terbesar kami mereka bisa menghargai jasa para pahlawan khususnya di wilayah Bogor dan umumnya di wilayah Indonesia dengan mau berkunjung ke museum untuk menambah pengetahuan bukan hanya di Museum Perjuangan Bogor bisa ke museum lainnya,” kata Asep seraya menambahkan dalam outing class ini peserta didik diberikan lembar kerja untuk diisi supaya  lebih bermakna lagi.

Baca Juga : SMP IT Dinamika Umat Gelar DU Camp

Fatimah Az Zahra dari kelas VI Tabah mengaku sangat senang belajar sejarah langsung di museum. ”Karena ada baju para pejuang yang masih berlumur darah. Saya kagum sekali atas pengorbanan para pejuang  untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia,” katanya.

 

Sementara itu, Alea Nabila El Kharisma,  kelas VI Tabah, mengatakan senang bisa belajar sejarah langsung di museum. ”Banyak benda-benda bersejarah semuanya asli. Dan kita bisa melihatnya secara langsung. Pokoknya seru dan terharu,” ujarnya.

Muhammad Faathir Alfath dari kelas VI Amanah mengatakan dirinya sangat senang berkegiatan di luar sekolah. ”Saya senang sekali bisa melihat sejarah dan belajar langsung di museum,” kata Faathir.

Baca Juga : Murid TK IT Dinamika Umat Ikuti POR IGTK Se-Kabupaten Bogor

Namun, ada hal yang mengganjal di hati Faathir. Setelah berkunjung secara langsung dan mendapat informasi langsung dari pengelola museum dia sangat miris dengan kondisi museum yang kurang layak untuk dikunjungi. ”Betapa susahnya mempertahankan museum ini. Banyak sekali peninggalan dari para pejuang Bogor, namun tidak banyak perhatian,” ucapnya menirukan pemandu museum.

Dirinya sangat sedih melihat keadaan museum ini karena bangunan yang kurang layak dan tidak dapat perhatian dari pemerintah padahal banyak sekali peninggalan bersejarah dan memiliki nilai tinggi.

”Harusnya para pelajar berkunjung ke museum untuk belajar langsung sejarah dari para ahlinya yang mengelola museum. Semoga mendapatkan perhatian pemerintah agar saat peserta didik berkunjung, tempatnya lebih layak,” pintanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *