Milenianews.com, Padang – Banjir bandang dan aliran lahar dingin yang disebabkan oleh hujan deras telah menyebabkan bencana di Sumatera Barat pada Minggu (12/5). Menurut pejabat, setidaknya 41 orang telah tewas dan lebih dari selusin lainnya dilaporkan hilang akibat peristiwa ini.
Melansir dari WartaKota, peristiwa tersebut terjadi akibat hujan muson dan longsoran besar dari aliran lahar dingin di Gunung Marapi. Pada malam Sabtu, sebelum tengah malam, sungai meluap dan merusak desa-desa di empat distrik di Provinsi Sumatra Barat. Banjir tersebut menyapu orang-orang, mengubur lebih dari 100 rumah dan bangunan di bawah lumpur dan air. Lahar dingin, yang merupakan campuran material vulkanik dan kerikil, mengalir turun dari lereng gunung berapi akibat hujan.
Baca juga:Â 7 Orang Tewas Dalam Gempa Bumi Taiwan
41 orang dan 17 lainnya hilang dalam banjir lahar dingin yang terjadi di Agam dan Padang Pariaman
Korban terbanyak ditemukan di desa Canduang di Agam, sementara wilayah lain seperti Tanah Datar dan Padang Pariaman juga dilanda bencana dengan korban jiwa yang signifikan. Total 41 orang dinyatakan tewas, sementara 17 lainnya masih dalam pencarian. Wilayah-wilayah ini merupakan daerah yang paling parah terdampak oleh banjir dan aliran lahar dingin, dan merupakan rumah bagi ratusan ribu orang.
Banjir bandang pada malam Sabtu juga menyebabkan jalan-jalan utama di distrik Tanah Datar terhalang oleh lumpur, memotong akses ke kota-kota lain di sekitarnya. Video yang dirilis oleh Basarnas memperlihatkan jalan-jalan yang berubah menjadi sungai coklat keruh, menggambarkan skala kehancuran yang diakibatkan oleh bencana ini.
Peristiwa ini terjadi hanya dua bulan setelah bencana serupa melanda distrik Pesisir Selatan dan Padang Pariaman di Sumatra Barat, yang menewaskan setidaknya 21 orang dan menyisakan lima orang lainnya hilang. Bencana tersebut menunjukkan kerentanan wilayah ini terhadap cuaca ekstrem dan dampak alam.
Baca juga:Â Tanggap Darurat Pasca Banjir Lahar Lumajang, Laznas BMH Hadir Mengirimkan Relawan Kemanusiaan
Gunung Marapi, yang ketinggian puncaknya mencapai 2.885 meter, telah menjadi sumber kekhawatiran sejak tahun lalu ketika meletus dan menewaskan 23 pendaki. Meskipun telah berada pada tingkat peringatan ketiga, letusan-letusan tiba-tiba masih sulit diprediksi karena sumbernya dangkal dan dekat dengan puncak gunung. Ini menandakan pentingnya peringatan dini dan mitigasi risiko bencana di daerah rawan gunung berapi.
Indonesia, dengan lebih dari 120 gunung berapi aktif, merupakan negara yang rentan terhadap bencana alam seperti ini. Lokasinya di sekitar “Cincin Api” Pasifik membuatnya sering mengalami guncangan seismik dan aktivitas vulkanik. Masyarakat dan pemerintah perlu terus meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan dalam menghadapi ancaman bencana yang tidak terduga ini.
Tonton podcast Milenianews yang menghadirkan bintang tamu beragam dari Sobat Milenia dengan cerita yang menghibur, inspiratif serta gaul hanya di youtube Milenianews.