Milenianews.com, Tasikmalaya – Sepekan lagi Indonesia akan menghadapi Pemilihan Umum (Pemilu). Pemilu tahun ini menjadi spesial, karena Pemilihan Presiden (Pilpres) dan pemilihan anggota legislatif (Pileg) akan dilangsungkan serentak pada hari yang sama, Rabu (17/04) mendatang.
Hal spesial lainnya adalah banyaknya jumlah para pemilih pemula, mayoritas dari mereka merupakan generasi milenial, yang hidup dengan asupan kebutuhan informasi yang sangat cepat.
Sekitar 14 juta jiwa pemilih pemula akan terlibat, jangan sampai banyak golongan putih (golput) dari pemilih pemula yang tidak menggunakan hak suaranya.
Menurut data dari Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (KOMINFO), realisasi tingkat partisipasi pemilih dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2018 sebesar 73, 14 persen.
Diberitakan liputan6.com, rendahnya partisipasi pemilu disebabkan karena kurangnya sosialisasi tentang pemilu serta ketidaktahuan pemilih pemula tentang partai dan calon anggota legislatif.
Pertarungan Politik Sekarang Banyak Tonjolkan Kejelekan Pasangan Calon
Seperti dikatakan Giani Rengganis, seorang Mahasiswi asal Tasikmalaya yang sedang kuliah di salah satu perguruan tinggi di Bandung, Ia melihat pertarungan politik sekarang tidak menonjolkan keunggulan dari kedua pasangan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden (Capres Cawapres), melainkan kejelekannya.
“Sekarang gitu, kampanyenya agak buruk, soalnya yang di tonjolin kebanyakan bukan programnya atau rencananya kedepan, tapi kejelekannya. Maksudnya, pendukung masing-masing kubu lebih senang menjelekkan lawan daripada menonjolkan programnya sendiri,” ujarnya lewat pesan WhatsApp Jumat (12/04).
Baca Juga : MyUBSI Students Tersedia Di AppStore Untuk Pengguna IOS
Perihal ditanyakan mengenai golput, menurutnya para pemilih pemula punya pemikiran sendiri terkait pilihannya. Hal itu disebabkan karena kurangnya wawasan mereka mengenai calon yang akan dipilihnya. “Kalo diajak tidak golput, tidak akan ngaruh. Mau diajak atau didiemin mereka tetap pada pemikirannya. Karena kurangnya wawasan mengenai hal tersebut, jadi mereka tidak punya argumen untuk memilih,” tambahnya.
Jangan Mudah Terpengaruh Berita-Berita Hoax
Sama halnya dengan Iscabella Cahyadi Puteri, seorang Mahasiswi yang berasal dari Lampung. Ia kuliah di Tasikmalaya, mengutarakan pendapatnya mengenai isu-isu politik yang terjadi pada pemilu kali ini.
“Terkait isu-isu yang terjadi mengenai pemilu kali ini, generasi muda harus bisa memilah yah, jangan mencerna berita mentah-mentah. Karena sekarang berita mudah dimuat di media sosial dan banyak menyediakan berita-berita hoax,” katanya saat diwawancarai milenianews.com Jumat (14/04).
Lanjutnya, agar bisa terhindar dari hal tersebut, harus banyak membaca berita-berita dari banyak sumber yang pasti sebagai referensinya. “Banyak baca dari sumber yang sudah pasti dan harus banyak referensi,” lanjutnya.
Meski sekarang Ia tidak tinggal di kampung halamannya, namun mahasiswi yang akrab disapa Bela ini menyatakan akan menggunakan hak pilihnya untuk memilih Capres dan Caleg, meski Ia tidak tahu banyak terutama tentang Caleg yang akan dipilihnya nanti.
Kendati demikian, Ia mensiasati akan memilih dari partai asal Caleg tersebut. “Masih bingung menentukan Caleg, karena kurang bermasyarakat. Karena milihnya kan fokusnya presiden jadi untuk Caleg ga tau. Mungkin akan milih berdasarkan partainya aja,” ujarnya.
Ayo Gunakan Hak Pilih
Saat mereka para pemilih pemula sangat aktif dalam lingkungan digitalnya, namun kesadaran sosialnya tetap ada.
Hal itu dibuktikan lewat Bela dan Giani meski sedang di perantauan namun hak suara nya sebagai pemilih pemula akan mereka pakai. Satu suara saja sangat berarti dan akan menentukan untuk pemerintahan Indonesia lima tahun ke depan.
Jangan sampai para pemilih pemula tidak menggunakan hak pilihnya dan memilih menjadi golput (golongan putih). Mending ajak ramai-ramai teman-teman ngopinya, nongkrongnya, mabarnya, untuk datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) Rabu 17 April mendatang. (Ikok)