Kominfo Sebut Kuantitas Hoaks Jelang Pemilu 2024 Menurun

Milenianews.com, Jakarta – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) melalui Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamenkominfo) Nezar Patria menyebutkan, masyarakat Indonesia menunjukkan kedewasaan berdemokrasi di momen Pemilihan Umum (Pemilu) serentak 2024 dan hal itu tercermin di ruang digital Indonesia.

Ia menyebutkan hal tersebut terlihat dari berkurangnya kuantitas hoaks dan politik identitas yang beredar di ruang siber untuk periode kali ini.

“Meskipun tak sepenuhnya menghilang, namun kita juga mencermati ada penurunan pemakaian politik identitas. Dan kita cukup mau apresiasi hal itu. Masyarakat kita juga semakin dewasa dengan pengalaman Pemilu dua kali dan Pilpres sebelumnya,” ungkapnya dalam keterangan pers resmi, pada Selasa (30/1) di Jakarta.

Baca juga: Daya Saing Digital RI Meningkat Drastis, Begini Kata Menkominfo

Nezar menilai masyarakat sudah banyak yang memetik pelajaran dari pemilu-pemilu sebelumnya yang penuh dinamika di ruang digital.

Masyarakat kali ini dinilai telah menerima bahwa perbedaan pilihan politik merupakan sesuatu yang wajar dalam iklim demokrasi maka dari itu kini setiap orang mengambil sikap lebih bijak di media sosial.

Di samping itu, Nezar menyebutkan kesamaan pemahaman dari berbagai pihak. Khususnya dengan para pengelola platform media sosial. Hal tersebut juga membantu pemerintah untuk meredam laju peredaran hoax, disinformasi, misinformasi, dan malinformasi selama Pemilu 2024.

Kolaborasi Kominfo dengan para PSE untuk antisipasi berita hoax

Secara aktif, Kementerian Kominfo menyatakan berkolaborasi dengan para penyelenggara sistem elektronik (PSE) seperti Google, Facebook, TikTok, dan Instagram untuk mengantisipasi penyebaran hoax.

“Kami punya satu jaringan koordinasi dengan semua platform-platform ini walaupun mereka punya satu mekanisme sendiri untuk mengantisipasi penyebaran hoaks,” katanya.

Menurutnya alur yang disiapkan bersama platform digital dan pemerintah kali ini sudah lebih ajek. Hal tersebut dimulai dari platform yang lebih dulu mengantisipasi hoaks dalam platform. Hal tersebut dilakukan melalui saluran aduan sesuai dengan community guidelines masing-masing.

Pengawasan lanjutan juga dilakukan lebih luas lagi dengan melibatkan pihak resmi serta memang bertanggung jawab dalam Pemilu seperti KPU maupun Bawaslu.

“Di lini ke tiga, bersama-sama bersepakat konten yang mengandung fitnah. Konten yang bisa memecah belah bangsa harus diredam dengan satu kerja sama yang lebih luas,” kata Nezar.

Adapun berdasarkan data penanganan sebaran isu hoax Kementerian Kominfo, platform Facebook, X (dulu Twitter), dan Instagram. Menjadi tiga platform teratas sebagai sumber sebaran isu hoaks dan ujaran kebencian.

Baca juga: Setelah Pemilu 2024 Apakah Akan Banyak Caleg yang Masuk Rumah Sakit Jiwa?

Nezar mengatakan para pemilik akun media sosial di platform-platform tersebut paling rentan terpapar penyebaran konten negatif.

“Kita punya komitmen yang cukup bagus dalam menciptakan ruang digital yang sehat untuk untuk mensukseskan Pemilu 2024,” pungkasnya.

Tonton podcast Milenianews yang menghadirkan bintang tamu beragam dari Sobat Milenia dengan cerita yang menghibur, inspiratif serta gaul hanya di youtube Milenianews.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *