Milenianews.com, Maros – Balai Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung (TN Babul) menemukan gua prasejarah di Resor Pattunuang. Lokasinya berada di Dusun Pattunuang, Desa Samangki, Simbang, Maros, Sulawesi Selatan Senin (06/05).
Gua ini pertama ditemukan saat tim Pemetaan Alur Hidrologi Endokarst melakukan survey lanjutan pada akhir Januari 2019 lalu.
Taman nasional ini memiliki wilayah dengan ekosistem karst yang cukup luas. Pada wilayah inilah teridentifikasi, manusia prasejarah telah menghuni sejak ribuan hingga puluhan ribu tahun yang lalu.
Baca Juga : Ribuan Formulir C1 Boyolali, Ditemukan Di Menteng
Mereka memanfaatkan gua-gua alam sebagai tempat tinggal. Sejumlah lukisan dan peninggalan berupa alat batu dan sampah dapur menjadi bukti.
Tim pemetaan alur hidrologi menemukan sejumlah gambar di dinding gua. Hasil identifikasi menyimpulkan bahwa gambar tersebut merupakan gambar yang dilukis oleh manusia prasejarah. Temuan gambar berupa lukisan telapak tangan berwarna merah kehitaman.
Balai TN Babul kemudian berkoordinasi dengan instansi terkait: Balai Arkeologi Sulawesi Selatan dan Balai Pelestarian Cagar Budaya Sulawesi Selatan.
Balai Arkeologi Sulawesi Selatan kemudian menanggapi temuan ini dengan melakukan survey pendahuluan. Melakukan identifikasi peninggalan lainnya serta memetakan situasi gua prasejarah.
Tempat Persinggahan Saat Berburu
Lukisan tangan ditemukan berada di sisi kiri gua pada ketinggian tujuh meter dari permukaan dasar gua. Lukisan ini terdiri dari empat panel. Namun, hanya dua gambar tapak tangan yang utuh dan tampak jelas.
Mulut gua sendiri berada pada ketinggian 50 meter pada dinding karst. Ornamen gua ini cukup beragam. Stalaktit, stalakmit, flowstone, pilar hingga kanopi bisa dijumpai di gua ini.
Baca Juga : Perjosi Usut Masalah Perizinan THM Di Bulan Ramadhan
Tim survey Balai Arkeologi Sulawesi Selatan mengamati kondisi gua yang belum memiliki nama ini. “Sepertinya gua ini tak lama dihuni oleh manusia prasejarah. Tak banyak temuan sisa sampah dapur yang bisa kami temukan di permukaan. Begitupun alat batu, nihil. Hanya beberapa kerang yang kami temukan,” menurut laporan Taufiq Ismail, Staff BT Banbul, Senin (06/05).
“Bisa jadi gua ini hanya menjadi persinggahan saat mereka berburu di wilayah hutan batuan karst ini,” analisis Amrullah, anggota tim survey Balai Arkeologi Sulawesi Selatan.
Semoga ke depan gua ini bisa menjadi bahan penelitian lebih lanjut untuk mengungkap misteri yang terpendam. (Ikok)
Sumber : Rengganitimes.com