Guru Bersinergi

TeHera. (Foto: Istimewa)

Milenianews.com, Mata Akademisi– Guru adalah sebuah panggilan agung yang diberikan kepada sebuah profesi yang ada di negeri ini. Ada pula yang populer kita ucapkan:  guru adalah yang digugu dan ditiru. Apakah benar pernyataan itu? Inilah suatu fakta yang harus kita terima sebagai guru. Sebuah konsekuensi dari pemilihan profesi yang telah kita putuskan tanpa main-main.

Ternyata semakin mendalami makna GURU, semakin banyak yang perlu kita cari tahu. Rasa ingin tahu yang besar dan kesiapan kita untuk membuka diri terhadap perubahan zaman, inilah kuncinya. Senantiasa memperbaiki diri, melihat ke dalam diri terkait potensi kita sendiri kelebihan dan kekurangan yang kita miliki sebagai evaluasi diri. Terus berupaya meningkatkan kompetensi diri, yaitu: Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Kepribadian, Kompetensi Profesional, dan Kompetensi Sosial.

Ada banyak hal yang perlu kita pahami dalam mendidik anak, apalagi anak usia dini yang merupakan Fase Pondasi bagi perkembangan pada fase selanjutnya. Jika bekal pada masa usia emas ini diraih  sesuai dengan perkembangan anak, mendapatkan stimulus dari guru yang bermutu,  maka akan kuatlah mereka pada fase-fase berikutnya. Guru bagi anak ada tiga, yaitu: guru di rumah/ orang tuanya, guru di sekolah , dan guru mereka di masyarakat tempat  mereka tinggal.

Sudahkah kita memenuhi keempat kompetensi tadi? Sudahkah kita menjadi guru profesional yang terus berupa bersinergi dengan lingkungan kita? Sudahkah kita berkolaborasi dengan teman sejawat kita? Dan yang terpenting,  apakah kita sudah menjadi teladan bagi mereka?  Semua itu kita mulai dari diri kita sendiri, menjadi guru yang dapat digugu dan ditiru dalam hal kebaikan tentunya.

Guru yang mendidik dengan hati, guru yang dengan penuh kesabaran dan kasih sayang menghampiri mereka dengan senyum, sapa, salam, sopan dan santun. Maka anak-anak kita pun akan menjadi seperti gurunya yang mereka lihat dan dengar. Rasa aman dan nyaman serta merasa disayang dan dihargai akan menjadi kunci keberhasilan mereka dalam bermain dan belajar yang penuh makna untuk menemukan dirinya dan dunianya yang penuh tantangan ini. Masa depan milik mereka. Mari kita lengkapi mereka dengan dunia yang penuh warna kebaikan dan ilmu pengetahuan. Itu semua semua akan menjadi bekal kebaikan di masa depan.

Tantangan untuk kita sebagai guru yang bermutu adalah perlu terus belajar dan belajar menjadi guru yang profesional. Kemampuan dalam Critical Thinking Skill, Communication, Creative, dan Collaborative adalah bekal kita dalam mengemban amanah sebagai guru yang mampu bersinergi.  Guru hendaknya mampu mendukung para siswa untuk senang belajar, suka belajar, dan cinta belajar.

Mari kita selalu siapkan diri menghadapi tantangan dan mencari bekal tiada henti dalam menyandang predikat sebagai guru yang mendidik dengan hati.

Semoga kita maju bersama untuk Indonesia tercinta.

Bogor, 24 April 2024

Penulis: TeHera

Tjutju Herawati. Panggilan akrabnya Ibu Hera. Aktivitas keseharian berkiprah di dunia pendidikan anak usia dini dan parenting terutama yang berkaitan dengan tahapan perkembangan anak. Menjadi guru TK sejak tahun 1991 dan menekuni model pembelajaran BCCT sejak tahun 1996 hingga saat ini. Pelatihan langsung didapatkan dari Dr. Pamela C. Phelps di Creative Preschool Tallahasse-Florida.

Mulai menulis sejak pertengahan tahun 2021 berupa : cerita anak, cerita pendek, dan puisi yang bertajuk kisah kehidupan dan pengalaman selama mengajar.  Jejak pena mengukir indah sejarah kehidupan, menebar hikmah dan manfaat bagi sesama.  Semoga dapat menginspirasi dan penuh keberkahan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *