Evolusi 2023: Langkah Besar Sustainable Energy Security dengan Konektivitas Digital 

Sumber: https: //pin.it/yLnSAdB

Milenianews.com, Mata Akademisi– 2 September lalu, Jakarta menjadi pusat sorotan global dengan Indonesia sebagai tuan rumah  Preparatory Senior Economic Officials’ Meeting. Pertemuan ini tidak sekadar menjelma  persiapan rutin, melainkan juga panggung penting dalam menggali setiap aspek yang akan  menjadi inti pada Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN. Dengan gairah membara, mari kita  masuki babak baru dalam perjalanan tahunan keketuaan Indonesia.

Pilar ekonomi menjadi sorotan utama pada pertemuan kali ini, di bawah komando Menteri  Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia, Airlangga Hartarto. Pilar ini mendefinisikan dirinya ke dalam tiga Strategic Thrust utama, yaitu Recovery Rebuilding, Digital Economy,  dan Sustainability. Yang mana di bawah setiap Strategic Thrust, terdapat sejumlah Priority  Economic Deliverables (PED) yang menjadi bukti konkret dari tekad dan kerja sama ekonomi  yang hebat di ‘Association of Southeast Asian Nations’.

  • Strategic Thrust: Recovery Rebuilding

Dalam konteks pemulihan dan pembangunan kembali (Recovery Rebuilding), ASEAN telah  membukukan prestasi luar biasa, di  antaranya:

– ASEAN Services Facilitation Framework (ASFF): langkah besar untuk memuluskan  perdagangan jasa di seluruh kawasan, dengan menciptakan peluang bagi penyedia jasa  untuk berkembang di pasar yang lebih besar.

– Penguatan Ketahanan Ekonomi dan Keuangan: tindakan bijak untuk menjaga stabilitas  ekonomi dan keuangan di kawasan yang beragam, yang mana ini menjadi langkah  penting dalam menghadapi tantangan ekonomi global.

– Deklarasi Ketahanan Pangan dan Gizi: tanggapan penting terhadap krisis pangan yang  pernah terjadi, tidak hanya tentang saat ini, tapi juga jangka panjang.

– Penandatanganan AANZFTA Amendment Protocol: langkah signifikan dalam  meningkatkan perjanjian perdagangan dengan Australia dan Selandia Baru, dengan  manfaat yang lebih besar bagi ASEAN.

– Pembentukan Unit Pendukung RCEP: Perjanjian Regional Comprehensive Economic  Partnership (RCEP), merupakan tonggak penting dalam integrasi ekonomi di kawasan.  Maka dengan membentuk Unit Pendukung RCEP di Sekretariat, Jakarta, kawasan akan  siap untuk menjalankan perjanjian secara efisien.

– ASEAN Framework on Industrial Project-Based Initiative: Inisiatif dalam mengangkat  sektor industri di ASEAN, ini menjadi upaya untuk meningkatkan daya saing industri  di kawasan.

  • Strategic Thrust: Digital Economy

Dalam naungan Digital Economy, kita menyaksikan serangkaian upaya menarik pada sistem  perekonomian di  gital, diantaranya:

– Implementasi e-Form D via ASEAN Single Window: langkah maju, menuju  penggunaan bersama sertifikat elektronik asal (e-Form D) melalui ASEAN Single  Window. ASEAN disini membuka pintu untuk perdagangan yang lebih efisien dan  transparan, yang berarti lebih sedikit birokrasi dan lebih banyak kesempatan bagi  pelaku usaha untuk berinovasi.

– Meningkatkan Konektivitas Pembayaran: pembangunan infrastruktur pembayaran  yang andal, sehingga kemudian menjadi fondasi untuk sistem perekonomian digital  yang sukses. Selain itu, peningkatan literasi keuangan digital yang kuat juga  memastikan bahwa masyarakat memiliki akses dan pemahaman yang memadai terkait  sistem keuangan yang kian hari semakin digital.

– Pengembangan ASEAN Digital Economy Framework Agreement (DEFA): langkah  besar penciptaan kerangka kerja yang jelas dan adil untuk ekonomi digital, ini  memberikan pedoman tentang bagaimana bertransaksi secara online, melindungi data,  dan mendukung inovasi di seluruh kawasan.

– Regulatory Pilot Space (RPS): upaya revolusioner untuk memfasilitasi aliran data  digital lintas batas, yang mana hal ini menjadi relevan dalam konteks kendaraan otonom  yang kian mendominasi. RPS disini membantu menciptakan lingkungan yang aman dan  teratur bagi perkembangan teknologi.

– ASEAN Framework on Logistics for Digital Economy Supply Chain for Rural Area  (Last-Mile Delivery): inisiatif pemfokusan perkembangan rantai pasok ekonomi digital  di wilayah pedesaan, yang memastikan bahwa manfaat ekonomi digital mencapai  daerah-daerah yang lebih terpencil.

  • Strategic Thrust: Sustainability

Bicara sustainability, anggap saja kita menyaksikan sejumlah PED yang menyoroti point keberlanjutan, di  antaranya:

– Peta Jalan Harmonisasi Standar ASEAN: fondasi yang diperlukan untuk mendukung  Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Inilah yang kemudian menjadi panduan  pengarahan bagi negara-negara ASEAN dalam mencapai pembangunan berkelanjutan  dengan mengintegrasikan dan menyelaraskan standar di seluruh kawasan.

– Pengembangan Ekosistem Kendaraan Listrik: langkah progresif menuju masa depan  yang lebih bersih, project ini melibatkan investasi dalam mobil listrik dan energi bersih  untuk mengurangi dampak lingkungan dan menciptakan mobilitas yang berkelanjutan.

– Pengembangan ASEAN Blue Economy Framework: upaya untuk mengoptimalkan  potensi ekonomi di sektor kelautan, dengan menciptakan peluang ekonomi baru sambil  tetap menjaga keberlanjutan lingkungan laut.

– Pembiayaan Transisi Keuangan Berkelanjutan dan Ekonomi Hijau: komitmen kuat  terhadap sistem pembiayaan berkelanjutan yang menjadi dasar untuk pertumbuhan  ekonomi lebih hijau dan ramah lingkungan.

– Deklarasi Sustainable Energy Security through Interconnectivity: komitmen untuk  menjaga keamanan energi melalui koneksi lintas negara, mendukung pasokan energi  bersih lagi berkelanjutan.

2023 telah menjadi babak baru dalam perjalanan ASEAN menuju Keamanan Energy  Berkelanjutan dengan Konektivitas Digital yang mengagumkan. Dengan segala pencapaian  dan komitmen dalam tiga Strategic Thrust, para tokoh ASEAN telah menunjukkan tekadnya  untuk memajukan integrasi ekonomi yang tangguh. Keberhasilan dalam menyelesaikan  sejumlah PED di bawah masing-masing Strategic Thrust menjadi bukti konkret bahwasanya

ASEAN telah sepenuhnya siap menghadapi tantangan global dengan penuh semangat.  Langkah-langkah revolusioner seperti standardisasi pengisian daya kendaraan listrik dan  peluncuran Digital Economic Agreement Framework (DEFA) kelak akan membawa dampak  positif dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

Gebrakan ini ke  depannya akan menciptakan peluang besar bagi negara-negara ASEAN untuk  bersatu, berkembang, dan berkolaborasi dalam menghadapi dinamika ekonomi global yang  penuh potensi dan tantangan. Dengan semangat yang menggelora, kita dapat senantiasa  berrangkulan memandang masa depan dengan penuh optimisme, siap untuk melangkah maju  memimpin perubahan ekonomi di kawasan dan seluruh dunia.

Penulis: Nadiah Rahma Fitri, Mahasiswa   Sekolah Tinggi Ekonomi Islam SEBI  

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *