News  

Direktur Bulog: Hadapi El Nino, Cadangan Beras Nasional Cukup

Hadapi El Nino

Milenianews.com, Jakarta – Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso (Buwas) memastikan cadangan beras Indonesia cukup untuk hadapi El Nino. Sehingga, Indonesia tidak perlu menambah kuota impor beras.

Badan Pangan Nasional (BPN) telah menugaskan Perum Bulog mengimpor beras sebanyak 2 juta ton untuk beras cadangan pemerintah (CBP). Penugasan tersebut disampaikan melalui surat penugasan Badan Pangan Nasional yang ditandatangani pada 24 Maret 2023 lalu.

Baca juga : Harga Beras di Papua Rp. 2 juta per Karung

“Sekarang karena prediksi juga panennya mencukupi, nah kita lihat saja nanti perkembangannya. Enggak, enggak ada impor tambahan. Kan kita dulu dapat kuota 2 juta ton, tidak ada tambahan lagi,” imbuh Buwas mengutip dari Liputan6, Rabu (16/8).

Hadapi El Nino tanpa impor beras

Menurutnya, impor dilakukan perlu dilihat dari kebutuhan. Jangan sampai, tidak membutuhkan impor namun pemerintah masih tetap melakukan impor. Namun, beda halnya apabila negara membutuhkan, tidak apa jika pemerintah melakukan impor.

Walaupun sempat terjadi penurunan produksi beras petani sebanyak 5 persen, namun ia yakin bahwa kebutuhan beras RI masih bisa terpenuhi meskipun ada penurunan.

“Ya, ya, ya memang ada penurunan produk, itu diproduksi, tapi kebutuhan kan masih terpenuhi,” ucapnya.

Akan tetapi, di ungkapkan bahwa telah masuk beras impor ke Indonesia sebanyak 1,3 juta ton dan 2 juta ton.

Di sisi lain, Pemerintahan India secara resmi melakukan pelarangan ekspor beras putih non-basmati mulai 20 Juli 2023 lalu. Larangan tersebut berlangsung setelah lebatnya hujan yang melanda.

Sebelum keputusan tersebut, Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan menyatakan bahwa pemerintah akan menambah kuota impor beras sebanyak 1 juta ton. Sehingga, jika ditotalkan menjadi 3 juta ton beras.

Baca juga : Siap-Siap! Bring Me The Horizon Akan Gelar Konser di Jakarta

Ia menyatakan pelarangan ekspor yang pemerintah India lakukan tidak akan memberi dampak kepada Indonesia.

“Itu belum fix. Kita nggk terganggu harus dari suatu negara, yang penting berasnya bagus, harganya bagus, kualitasnya bagus. Kalau di India itu kan testernya pera, jadi tidak dominan beras Indonesia. Maka kita ambil dari Thailand, Vietnam, Myanmar sekarang juga Laos ada juga Kamboja, jadi nggak ada masalah,” jelas Zulkifli.

Jangan sampai ketinggalan info terkini bagi generasi milenial, segera subscribe channel telegram milenianews di t.me/milenianewscom.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *