News  

Telkom Luncurkan StuntingHub untuk Cegah Stunting di Indonesia

Telkom Luncurkan StuntingHub untuk Cegah Stunting di Indonesia

Milenianews.com, Jakarta – PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) resmi meluncurkan program penanganan stunting terpadu yang memadukan pemanfaatan teknologi digital dan pemberdayaan komunitas lokal. Program ini bertujuan untuk memberikan solusi konkret dalam mengatasi permasalahan stunting yang masih menjadi tantangan serius di banyak daerah. Salah satu inovasi utama dalam program ini adalah penggunaan aplikasi Stuntinghub, platform digital buatan Telkom. Aplikasi ini memungkinkan kader memantau, mencatat, dan melaporkan pertumbuhan anak secara berkala dan akurat.

Baca juga: Tiga Aksi, Satu Misi : PT Telkom Menggandeng BMM Wujudkan Pesisir dan Ekonomi Berdaya Di Labuan Bajo

Program telah diterapkan di empat wilayah prioritas, yaitu Pamekasan (Jawa Timur), Labuan Bajo (Nusa Tenggara Timur), Makassar (Sulawesi Selatan), dan Senaru (Nusa Tenggara Barat). Di Kabupaten Manggarai Barat, program ini mendapat sambutan hangat dan didukung penuh oleh pemerintah daerah. Acara pembukaan dihadiri oleh Wakil Ketua PKK Maria Falentina Meli dan Kepala Dinas Kesehatan Adrianus Ojo. Hadir pula Kepala Telkom Labuan Bajo Natris Humris, serta perwakilan Yayasan Sundelion dan Puskesmas Batu Cermin.

Program ini telah dijalankan sejak bulan Maret hingga Juni 2025. Selama periode tersebut, rangkaian kegiatan dilaksanakan secara intensif, mulai dari pelatihan kader hingga pendistribusian makanan tambahan setiap hari.

Program ini melibatkan berbagai pihak, di antaranya kader kesehatan lokal, pemerintah daerah, dan organisasi mitra seperti Yayasan Sundelion. Para kader kesehatan yang telah mengikuti pelatihan Training of Trainer (ToT) menjadi ujung tombak pelaksanaan di lapangan. Mereka dibekali keterampilan digital dan pemahaman mendalam mengenai stunting dan gizi anak. SGM Social Responsibility Telkom, Hery Susanto, menyatakan bahwa program ini merupakan bagian dari upaya Telkom untuk memperluas dampak sosial melalui digitalisasi.

Stunting jadi masalah mendesak yang perlu solusi inovatif

Berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, Provinsi Nusa Tenggara Timur mencatat prevalensi stunting tertinggi secara nasional, yakni 37,9%. Hal ini menunjukkan bahwa stunting masih menjadi persoalan krusial di berbagai wilayah. “Kami percaya bahwa teknologi digital harus mampu menyentuh akar masalah sosial, termasuk stunting. Dengan Stuntinghub, kami tidak hanya membawa solusi berbasis data, tapi juga memberdayakan masyarakat lokal untuk menjadi agen perubahan,” jelas Hery Susanto.

Program dimulai dengan pelatihan ToT kepada kader lokal, dilanjutkan dengan kegiatan penyuluhan di puskesmas, balai desa, dan tempat ibadah. Aplikasi Stuntinghub langsung digunakan sebagai alat bantu kerja para kader. Selain itu, dilakukan pula pemberian makanan tambahan selama 90 hari kepada anak-anak dengan status gizi buruk.

Makanan berbahan dasar lokal seperti nasi jagung, pepes ikan, sayur kelor, dan bubur labu dimasak langsung oleh kader menggunakan bahan dari lingkungan sekitar, lalu didistribusikan ke rumah-rumah sasaran setiap hari. Respons positif datang dari daerah seperti Senaru, Pamekasan, dan Makassar. “Akses ke puskesmas terbatas. Tapi sekarang kader rutin datang membawa makanan sehat dan memantau tumbuh kembang anak saya,” ungkap Liana Sari, warga Senaru.

Baca juga: Telkom Selenggarakan NeutraDC Summit 2024 Bertemakan “The Other Side of AI”

Dengan pendekatan berbasis teknologi dan keterlibatan komunitas, Telkom memperkuat perannya sebagai katalisator perubahan sosial. Program ini juga menjadi wujud kontribusi nyata dalam mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya poin 2 (Tanpa Kelaparan) dan poin 3 (Kehidupan Sehat dan Sejahtera).

Tonton podcast Milenianews yang menghadirkan bintang tamu beragam dari Sobat Milenia dengan cerita yang menghibur, inspiratif serta gaul hanya di youtube MileniaNews.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *