Dosen UIN Ar-Raniry Jadi Profesor Tamu di Amerika, Rektor: Ini Wujud Internasionalisasi Perguruan Tinggi

Dosen Prodi Pendidikan Bahasa Inggris UIN Ar-Raniry,  Prof.  Dr.  Asna Husin diangkat sebagai Profesor Tamu di McLean Center for the Study of Culture and Values, The Catholic University of America, Washington D.C., Amerika Serikat.

Milenianews.com, Banda Aceh– Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh menyampaikan apresiasi atas pengangkatan Dosen Prodi Pendidikan Bahasa Inggris, Prof.  Dr.  Asna Husin sebagai Profesor Tamu di McLean Center for the Study of Culture and Values, The Catholic University of America, Washington D.C., Amerika Serikat.

Rektor UIN Ar-Raniry, Prof.  Mujiburrahman, menyampaikan dukungan melalui surat resmi sebagai bentuk apresiasi atas undangan yang diberikan kepada Prof.  Asna. Penugasan akademik ini berlangsung selama satu tahun, terhitung sejak 1 Agustus 2024 hingga 31 Juli 2025.

Dalam surat tersebut, pihak kampus menyambut positif kolaborasi ini dan meyakini bahwa kontribusi Prof.  Asna akan memperkaya pengembangan studi budaya dan nilai-nilai kemanusiaan di tingkat global.

“UIN Ar-Raniry terus mendorong dosen dan penelitinya untuk terlibat dalam pertukaran ilmu pengetahuan di tingkat internasional, sejalan dengan visi internasionalisasi pendidikan tinggi,” ujar Prof.  Mujiburrahman, Kamis (1/5/2025) di Banda Aceh.

Baca Juga : UIN Ar-Raniry Jadi Kampus Riset Terbaik di Luar Jawa, Peringkat 4 Nasional

Menurut rektor, dukungan tersebut juga turut mencerminkan semangat toleransi dan kerja sama lintas agama serta budaya.

Direktur International Office UIN Ar-Raniry, Prof.  Saiful Akmal, turut menyampaikan penghargaan atas kepercayaan yang diberikan oleh McLean Center kepada Prof.  Asna Husin.

“Ini merupakan kesempatan emas untuk memperkuat jejaring akademik internasional, sekaligus mempromosikan dialog antarbudaya dan antaragama dalam upaya penguatan reputasi akademik global,” ujarnya.

Untuk diketahui, Prof.  Dr Asna Husin dikenal sebagai akademisi multidisiplin di bidang studi Islam, gender, dan perdamaian. Pengalamannya diharapkan memperkaya diskusi akademik dan mempererat hubungan antara kedua institusi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *