News  

Dai Tangguh  Hadirkan Cahaya Kebaikan Islam di Desa Lingga Raja,  Kabupaten Dairi

Syahrial Hamid (20), Dai Tangguh  yang menasbihkan diri menjadi dai di pedalaman, tepatnya Desa Lingga Raja,  Kecamatan Pegagan Hilir,  Kabupaten Dairi, Sumut. (Foto: Dok BMH)

Milenianews.com, Dairi– Dai Tangguh merupakan sosok yang senantiasa memberi secercah harapan dalam menghantar hidayah dan merawat aqidah hingga jauh ke pedalaman. Cuaca yang dingin atau panas yang ekstrim sekalipun tak menjadikan mereka surut dalam berdakwah. Semangat dakwah tetap menyala.

Beberapa waktu yang lalu, tepatnya Jumat  (31/5/2024),  tim BMH Sumatera Utara (Sumut),  mengunjungi Desa Lingga Raja,  Kecamatan Pegagan Hilir,  Kabupaten Dairi, Sumut,  yang menjadi saksi kegigihan Dai Tangguh dalam berdakwah. Untuk menjangkau desa tersebut dibutuhkan waktu sekitar 5 jam dengan jarak tempuh 150 kilometer dari kota Medan.

Dinginnya cuaca yang terkadang menusuk tulang tak menjadi penghalang. Semangat berdakwah senantiasa menyala di hati Dai Tangguh Hidayatullah yang masih berusia sangat belia. Dia adalah Syahrial Hamid (20), yang menasbihkan diri menjadi dai di pedalaman.

Berselang lima  bulan bertugas di  desa yang mayoritas warganya sebagai petani, berbagai bukti dedikasinya terlihat dengan nyata. Masjid menjadi bersih dan makmur dengan kegiatan sholat jamaah,  pengajian bulanan kaum ibu, kegiatan belajar quran tingkat anak dan dewasa berjalan setiap hari, layanan khotib Jumat, layanan hajatan warga.

Baca Juga : Laznas BMH Cetak Hafidz Qur’an dalam Wisuda Akbar X Pesantren Tahfidz Darul Hijrah 

“Jumlah muslim di desa ini hanya sekitar 22 KK, dari total  420 kepala keluarga. Itupun kadang dari mereka yang ada hanya sekedar namanya saja muslim, praktek kehidupan masih sangat jauh dari Islam,” Ujar Hamid yang biasa di sapa Bang Hamid, dalam rilis yang diterima Milenianews.com.

Lebih dari itu, hadirnya dai ini tidak hanya dalam rangka memgajar ngaji, tetapi juga menguatkan pondasi keimanan dan keislaman masyarakat.

Masyarakat desa sangat terbantu dengan hadirnya dai. Seperti yang diutarakan Ibu Sajli, “Kami gembira, ada yang bisa mengajari kami mengaji dan ilmu agama yang lain, ada tempat kami bertanya tentang agama, kami semakin mengerti.”

“Salah satu metode dakwah yang kami lakukan dengan melakukan kunjungan langsung ke rumah warga.  Waktu mereka banyak dihabiskan di ladang. Kami membaur dengan mereka, maklum mayoritas di sini petani jagung dan padi yang hasilnya cukup untuk kebutuhan sehari-hari,”   Bang Hamid berkisah.

Baca Juga : BMH Sumut Salurkan HIjab untuk Muslimah Pedalaman Samosir

“Dalam laksanakan tugas dakwah beragam tantangan yang Ia hadapi, di  antaranya masih ada masyarakat yang kurang peduli terhadap keimanannya. Bahkan ada anak muslim yang hidup dalam keluarga non-Muslim,” tambahnya. “Di  samping itu, pengetahuan yang kami miliki masih sangat belum memadai,”  pungkasnya.

Kebaikan zakat dan sedekah yang dikelola BMH menjadi anasir kokohnya kiprah dan peran Dai Tangguh di pedalaman dalam menghantarkan  hidayah dan mengokohkan aqidah ummat.

Bersama BMH, melalui kiprah Dai Tanghuh, hadirkan cahaya kebaikan Islam untuk terbangunnya peradaban hidup masyarakat desa agar lebih berkualitas dan bermartabat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *